Oleh Man Suparman
ADA banyak balon,dalam menjelang pemilihan kepala daerah/wakil kepala aderah (Pilkada) atau pemilihan bupati/wakil bupati (Pilbup/wabup). Tetapi yang dimaksud balon di sini, tentunya semua orang sudah tahu, yaitu sinonim dari bakal calon bupati/wakil bupati, bukan balon yang sebenarnya.
Begitu juga dalam menjelang Pilbup/wabup Cianjur tanggal 23 September 2020, sudah banyak balon yang muncul. Tentunya diperjalanan dalam menuju jadi calon, bakal banyak balon yang meletus satu persatu setelah dilakukan penjaringan oleh partai politik dan ferivikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Artinya, nasibnya tidak jauh beda seperti dalam lirik lagu Balonku Ada Lima karangan AT. Mahmud (Alm). Sekedar untuk melawan lupa :
BALONKU ADA LIMA
Balonku ada lima.
Rupa-rupa warnanya.
Hijau, kuning, kelabu.
Merah muda dan biru.
Meletus balon hijau DOR!
Hatiku sangat kacau.
Balonku tinggal empat.
Kupegang erat-erat.
Dari sekian banyak nama balon bupati Cianjur, paling tidak, ada tiga atau empat nama yang cukup populer ditengah-tengah masyarakat tingkat elit, menengah, hingga gressroot alias akar rumput. Sebut saja H. Herman Suherman, yang merupakan petahana/wakil Bupati Cianjur yang sekarang jadi Plt Bupati Cianjur, sejak akhir Desember 2018, paska Irvan Rivano Muchtar dicokok KPK.
Nama Herman semakin populer pasca jadi Plt, amat sangat getol melakukan kegiatan Cianjur Ngawangun Lembur Bersama Herman Suherman Membangun Cianjur (CNL BHS Manjur) mengadopsi dan melanjutkan program IRM programnya sama, hanya beda judulnya ditambah BHS. CNL BHS Manjur, berhasil mengangkat nama Herman menjadi populer. 100 desa pun telah berhasil dikunjunginya dengan CNL BHS Manjurnya bersama para kepala OPD.
H. Ade Barkah Surachman yang kerap dipanggil Kang AB, ia merupakan politisi gaek di Cianjur yang sekarang berkiprah di Jabar, selain Sekretaris DPD Gokkar Jabar, wakil ketua DPRD Jabar. Pernah menjadi ketua DPD Golkar Cianjur, anggota/ Ketua DPRD Cianjur. Aktif di dunia persepakbolaan, organisasi kino Golkar, Kosgoro, juga pengusaha.
Ada juga nama dr. H. Suranto. Ia banyak dikenal masyarakat, karena pernah jadi wakil bupati berpasangan dengan bupati Tjetjep Muchtar Soleh. Kemudian pecah kongsi. Ada pernyataan Suranto yang sangat mengejutkan “Ada kekuasaan lain diluar kekuasaan”. Di kemudian hari Suranto berpasangan dengan Aldwin Rahadian menjadi calon bupati, namun kalah oleh calon lain yang memiliki kaitan erat dengan pernyataannya “Ada kekuasaan lain diluar kekuasaan”.
Ketiga sosok tokoh ini, boleh jadi sama-sama memiliki elektabilitas, popularitas dan isi tas yang tidak diragukan lagi untuk maju menjadi calon bupati Cianjur.
Sehingga mereka memiliki peluang besar jadi pemimpin Cianjur, jika nanti tidak “meletus” di perjalanan sebelum bertarung.
Disamping itu, masih banyak nama lain yang muncul. Mungkin diantaranya ada yang hanya “jual diri”, dan jual tampang dengan modal merasa, merasa punya massa, merasa tokoh, merasa populer, atau kuat ketam karena sepit, kuat burung karena sayap, kuat ikan karena radai, dan merasa-merasa lainnya.
Kalau memang ada yang begitu, mudah-mudahan semata-mata untuk kemajuan dan mensejahterakan masyarakat Cianjur. Sehingga barangkali ada yang jatuh hati yang mau melamar dirinya untuk jadi pendamping sebagai calon wakil bupati. Begitu barangkali.
Barang siapa yang berketuk dialah yang bertelur. Hehe. Wallohu’alam (Penulis Wartawan Harian Pelita 1980 – 2018/www koranpelita.com/Koran Pelita).