Dansatgas Indobatt Konga XXIII-M/UNIFIL Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya saat menerima kunjungan Wakil Sekjen PBB untuk Operasi Pemeliharaan Perdamaian Mr. Jean Pierre Lacroix, Adchit Al Qusayr, Lebanon Selatan.
Lebanon, Koranpelita.com-Saat menerima kunjungan Wakil Sekjen PBB di TP. 36, juga dihadiri oleh Dansektor Timur UNIFIL Brigadier General Antonio Romero Losada dan Force Commander (FC) UNIFIL Major General Stefano Del Col.
“Sebelum kedatangan Wakil Sekjen PBB untuk Operasi Pemeliharaan Perdamaian, Mr Jean-Pierr Lacroix yang didampingi oleh FC UNIFIL, terlebih dahulu kita menyambut kedatangan Dansektor Timur UNIFIL di TP.36,” ungkap Arfa Yudha Prasetya.
Temporary Point (TP) 36 dan 37 merupakan daerah yang paling sensitif dan paling memungkinkan terjadnya kontak tembak antara Israel dan Lebanon. Setelah Israel membangun T-Wall, dalam beberapa waktu belakangan ini di TP. 36 dan TP. 37 menyita perhatian para pejabat UNIFIL dan PBB, bahkan pejabat politik dunia.
“Jarak antara TP. 36 dengan TP. 37 sekitar 1,5 km. Secara kebetulan wilayah paling sensitif dan paling memungkinkan terjadinya kontak tembak antara Israel dan Lebanon ini masuk dalam Area Of Authority, Satgas Indobatt,” tandasnya.
Lebih lanjut, Arfa Yudha menyampaikan bahwa di daerah operasi Satgas Indobatt terdapat beberapa wilayah yang merupakan rangkaian dari Blue Line (Garis Demarkasi) yang membatasi wilayah Lebanon dan Israel, yang saat ini telah dibangun T-Wall dan pagar besi diatasnya (iron net dan iron grill).
Sementara itu, selesai melaksanakan peninjauan di daerah Operasi Indobatt selanjutnya rombongan Wakil Sekjen PBB bergerak menuju daerah operasi lainnya yaitu daerah operasi dari negara Spanyol sebelum kembali ke markas besar UNIFIL di Naqoura.
“Semoga dengan adanya kunjungan dari Wakil Sekjen PBB ini, dapat memberikan informasi dan pandangan yang cukup dalam penyelesaian konflik antar kedua negara ini,” ujar Arfa Yudha.(ay)