Wamena, Koranpelita.com
“Saya punya satu cerita, tentang penugasan, ketika itu pukul 21.00 WIB dan harus mengirimkan pasukan, termasuk saya konfirmasi ke Pak Kapolri-nya, pada saat itu Pak Tito, karena besok pagi sudah ada di wilayah, pagi hari’,” terang Panglima TNI, di Gedung Ukumearek Asso, Wamena, Jayawijaya, Kamis (28/11).
Cerita tentang perjuangan prajurit yang harus rela meninggalkan keluarga di rumah demi tugas, Menurut Panglima TNI terkadang memang menyentuh hati tiap ada prajuritnya yang harus meninggalkan keluarga padahal baru bertemu usai pulang dari tugas sebelumnya.”Asops segera siapkan pasukan,” sambungnya.
Panglima TNI mengatakan pada saat memberi perintah penugasan, biasanya prajuritnya masih bersama keluarga. Namun, atas perintahnya, prajurit tersebut harus segera pergi dari rumah dan melaksanakan tugas dengan baik demi NKRI.
“Pada waktu itu mungkin sedang dalam senda gurau dengan anak-istrinya, saya sampaikan besok harus sudah sampai ke sana. Pasang alarm, malam itu juga berangkat, pagi-pagi sudah di wilayah sasaran dan mampu melaksanakan tugas dengan baik’,” tegasnya.
“Cerita di balik itu adalah seorang istri yang setia menyampaikan ‘Betapa pentingnya 5 menit terakhir karena kami sedang bersenda gurau dengan keluarga, ternyata ada perintah dan saya merelakan suami saya pergi menuju wilayah penugasan,'” terang Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa kerelaan itu merupakan bentuk dedikasi dari prajurit dan keluarganya demi tugas negara.
“Saya yakin, cerita yang saya sampaikan ini sama dengan cerita yang dialami prajurit lainnya, ada satu dedikasi segera meninggalkan anak untuk melaksanakan tugas dan itu adalah tugas yang sangat mulia, tugas negara, tugas yang sangat terhormat,” tuturnya.(ay)