Semarang, Koranpelita.com
Sebanyak 1.647 ruang kelas SMA/SMK/SLB negeri di Jawa Tengah mengalami kerusakan berat. Untuk melakukan perbaikan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menganggarkan Rp289,9 miliar di tahun depan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Jumeri mengatakan, kasus robohnya aula SMKN 1 Miri Sragen membuat pihaknya mengambil langkah cepat.
Melalui surat edaran, Dinas memerintahkan kepada seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB negeri yang ada di bawah naungan Pemprov Jateng untuk melakukan pengecekan.
“Hasilnya, ruang kelas yang mengalami kerusakan baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan cukup besar di sejumlah sekolah. Dari total 634 SMA/SMK/SLB Negeri di Jawa Tengah, total ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.647 ruangan,” kata Jumeri, saat menggelar konferensi pers di kantor Gubernur Jateng, Jl Pahlawan Kota Semarang, Rabu (27/11/2019).
Jumeri merincikan, untuk SMK Negeri dengan sekolah sebanyak 235 sekolah, ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.432 ruang. Sementara untuk SMA negeri, dari total sekolah 360 buah, terdapat ruangan yang rusak berat sebanyak 177 dan SLB Negeri dengan total sekolah 39, sebanyak 38 ruangan mengalami rusak berat.
Dijelaskan, untuk kondisi sekolah rusak ringan, di SMKN terdapat 136 ruangan, SMAN 284 dan SLBN 61 ruangan. Untuk kondisi rusak ringan, SMKN sebanyak 1.397 ruangan, SMAN 3.881 dan terakhir untuk SLBN ada sebanyak 403 mengalami rusak ringan.
Namun demikian, lanjut nya, banyaknya ruang kelas yang rusak dikarenakan beberapa faktor. Pertama karena usia bangunan sekolah di Jateng yang cukup tua, sehingga mengalami kerusakan termakan usia.
“Selain itu, banyak sekolah di Jateng yang belum dalam konstruksi tahan gempa, berada di daerah rawan bencana dan juga salah perencanaan konstruksi saat pembangunan. Persoalan-persoalan itu akan kami jadikan bahan evaluasi dalam perencanaan pembangunan sarpras pendidikan ke depan,” tegasnya.(sup)