Jakarta, Koranpelita.com
Komandan Kodim (Dandim) 0505/Jakarta Timur Kolonel Inf Mohammad Mahfud As’at S.I.P menjadi Narasumber dalam kegiatan Forum koordinasi pimpinan kota (ForkOpimko) yang gelar oleh Kesbangpol Jaktim bertempat di Hotel Park Jln. D.I Panjaitan Kav.5 Jakarta Timur, Selasa (19/11).
Kegiatan Forkopimko yang dibuka oleh Wakil Walikota Jakarta Timur Uus Kuswanto S.sos.MAP mengangkat tema ” Meningkatkan Tenggang Rasa dan Toleransi dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara”. Kegiatan tersebut dihadiri oleh lima pilar Muspiko Jaktim diantaranya Dandim 0505/Jakarta timur Kolonel Inf Mohammad Mahfud As’at S.I.P , Wakil Walikota Jaktim Uus Kuswanto S.sos, MAP, Kapolres yang diwakili oleh Kasat Binmas Kompol Dr.Aprima Suar SH.MH , Kajari Dr. Yudi kristiana SH. MH , mantan gubernur NII Etnis Sutisna, Ka Kesbangpol Hamid Mas’ud dan para peserta tokoh masyarakat ,RT/RW dari 4 empat Kecamatan Pulogadung , Duren sawit , Matraman dan Jatinegara.
Dandim menyampaikan bahwa semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, sangatlah sesuai dengan keadaan Bangsa Indonesia yang terdiri dari ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa, dan enam agama yang telah di akui oleh bangsa yaitu Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Kong Hu Cu. Selain itu indonesia memiliki banyak etnis seperti Melayu, China, Arab dan lain sebagiannya
“Dari sekian perbedaan yang ada, dengan adanya pancasila sebagai dasar negara diharapkan dapat menopang dan menumbuhkan rasa toleransi terhadap kehidupan bangsa indonesia,” katanya.
Menurutnya, toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa Indonesia. “Kita tidak boleh lupa akan sejarah kita ketika dahulu pada saat zaman penjajahan, semua rakyat bersatu berasal ras, suku dan agama yang berbeda dengan tujuan dan semangat yang sama untuk memerdekaan bangsa dan negara indonesia. Dengan semangat persatuan dan kesatuan inilah menumbuhkan rasa toleransi sehingga menjadi pendorong kemerdekaan negara indonesia,” jelasnya.
Akan tetapi, tegas Dandim, pada saat ini keadaan toleransi dalam kebhinekaan menjadi buruk sekali dan sedikit demi sedikit seperti menghilang dari kehidupan bangsa. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap kehidupan bangsa.
“Hilangnya toleransi juga dapat menghacurkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Faktor menghilangnya toleransi dan semangat persatuan dalam kehidupan bangsa, yaitu sedikitnya masyarakat yang memahami arti penting toleransi dalam kehidupan bangsa dan selain itu juga banyak masyarakat yang kurang memahami pancasila sebagai pedoman hidup bangsa,” katanya.
Disisi lain, tambah Dandim, Intoleransi terjadi juga karena banyak masyarakat mudah terpengaruh akan informasi-informasi hoax dari orang ke orang. Banyak berita hoax yang yang dilebih-lebihkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab di media sosial
“Maka dari itu saya minta kepada seluruh perangkat RT/RW Tokoh masyarakat yang tergabung dalam tiga pilar Kelurahan/Kecamatan se Jakarta Timur dapatnya memberikan himbauan kepada para warga masyarakat diwilayahnya masing-masing untuk tetap menjaga persatuan, kesatuan bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI,” ujar Dandim.(ay)