Jakarta, Koranpelita.com
Ketua DPR Bambamg Soesatyo mengingatkan, sekalipun laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat adanya kecenderungan penurunan penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, namun jumlahnya masih terbilang cukup tinggi.
Demikian ditegaskan Bambang Soesatyo yang akrab dipanggil Bamsoet itu saat mengisi Pembekalan Umum Siswa SMA 14 Jakarta, Rabu (6/3). Oleh karena itu Bamsoet mengingatkan kepada pelajar dan generasi muda menjauihi dan melakukan jihat terhadap narkoba yang membahayakan masa depan bangsa itu.
“Saya bangga sebagai alumnus SMA 14 Jakarta. Kalau saya sekarang berhasil menjadi Ketua DPR RI, itu, salah satunya karena jasa-jasa guru sekolah disini. Ini harus menjadi inspirasi dan motivasi bagi kalian untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya,” ujar Bamsoet kepada para siswa SMA 14 itu.
Tak hanya memberikan motivasi serta sharing pengetahuan dan pengalaman, Bamsoet yang juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga memanfaatkan pertemuan tersebut untuk mengajak para siswa dan keluarga besar SMA 14 Jakarta agar berjihad melawan Narkoba.
Dikjatakannya, di tahun 2016, delapan dari 100 pelajar dan mahasiswa memakai Narkoba. Kemudian menurun menjadi 7 di 2009, turun lagi menjadi empat di 2011, dan tiga dari 100 pelajar di 2016. Meski kelihatannya kecil, namun kalau dihitung secara nasional dari 87 juta populasi anak di Indonesia, 5,9 juta diantaranya pengguna narkoba.
“Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah melaporkan dari 87 juta populasi anak di Indonesia, 5,9 juta diantaranya pernah memakai Narkoba,” tutur Bamsoet di hadapan para guru dan siswa SMA 14 itu.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah ini memaparkan, data hasil survei BNN tahun 2017 menunjukkan, pengguna Narkoba di Indonesia jumlahnya mencapai 3,3 juta, dimana 24 persen di antaranya dari kalangan pelajar.
Sedangkan data World Drugs Report tahun 2016 menunjukkan seperempat dari jumlah penduduk dunia usia 15-64 tahun atau 1 dari 20 orang dewasa telah mengkonsumsi satu jenis narkoba. Selain itu, terdapat 207.400 kasus kematian yang diakibatkan penyalahgunaan Narkoba di dunia.
“Temuan survei ini tentu sangat memprihatinkan kita semua. Pelajar yang seharusnya fokus mengejar cita-cita, justru harus kehilangan masa depan karena terjerumus ke dalam tindak penyalahgunaan Narkoba,” tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menyadari ada banyak faktor yang menyebabkan seorang pelajar terlibat penyalahgunaan Narkoba, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Semisal, minimnya pengawasan orangtua, tidak harmonisnya hubungan antara orangtua dan anak, maupun akibat pergaulan bebas.
“Apa pun faktor penyebabnya, penyalahgunaan Narkoba membawa dampak buruk bagi pemakainya, baik gangguan fisik maupun psikis. Dalam konteks ini, pendidikan merupakan salah satu unsur yang memegang peran penting dalam kampanye anti Narkoba,” tandas Bamsoet.
Bagi Dewan Pakar KAHMI ini, tanggungjawab untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik ada di pundak semua pihak, termasuk generasi muda. Sudah saatnya generasi muda bangkit dan mengambil peran dalam pembangunan sesuai dengan porsinya.
“Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya dan jauhilah Narkoba. Tidak ada dalam sejarah bahwa Narkoba menghasilkan seorang pahlawan bangsa,” pungkas Bamsoet. (kh)