Semarang, Koranpelita.com
Lomba lari Semarang 10K yang pertama kali digelar pada tahun lalu, dinilai oleh sejumlah pihak terselenggara dengan sukses. Oleh karena itu, dengan mengusung konsep sport and heritage tourism, Pemerintah Kota Semarang
kembali menggelar Semarang 10K.
Asisten III Sekda Kota Semarang Masdiana Safitri mengatakan, Pemkot berkomitmen penuh menyelenggarakan lomba lari tersebut secara rutin.
Penyelenggara sendiri berkomitmen untuk membuat Semarang 10, sebagai signature running event yang ditunggu-tunggu komunitas lari, sekaligus jadi even lari penutup tahun.
Di jelaskan, rute yang di lewati melalui Lawang Sewu, Kota Lama Semarang, dan Gereja St Yusuf Gedangan adalah sebagian rute tapak tilas sejarah yang akan dilewati.
Kesenian tradisional juga akan ditampilkan untuk menyemangati para pelari, di antaranya tarian
kuntulan, atraksi drumblek, reog jaran blarak, gambang Semarang, dan angklung.
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari keterlibatan warga Semarang dalam memberikan kehangatan dan
keramahtamahan bagi para pelari.
“Pengalaman akan keindahan dan keramahtamahan Semarang akan segera dimiliki oleh ribuan pelari dari Indonesia maupun mancanegara. Ini adalah sebuah pesan yang unik sekaligus menjadi bentuk apresiasi pelari terhadap budaya dan kesenian Indonesia,” ujar Adi Prinantyo, panitia penyelenggara, kemarin.
Lomba lari yang memiliki rute sejauh 10,19 kilometer ini, membuka pendaftaran pada 15
Oktober–30 November 2019 melalui tiga program, yaitu program komunitas/grup, reguler, dan pelajar.(sup)