“Dana Riset Untuk Ciptakan SDM Yang Kompetitif”
Jakarta.Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI) ajukan anggaran dana abadi (endowment fund) Rp 10 trilliun untuk anggaran riset bagi Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. Arahnya untuk terciptanya SDM yang berkualitas dalam merespon perkembangan jaman terutama revolusi industri ke empat dan kebutuhan tenaga kerja.
Terpenting adalah pengelolaan dana riset lebih tepat sasaran, memiliki arah jelas, serta memunculkan banyak inovasi.
“Sebenarnya, persoalan menghadapi era industri 4.0 tidak sesederhana itu. Artinya tidak hanya berbicara tenaga kerja, dan tenaga kerja tidak cukup membahas masalah skill saja. Secara derivatif berimbas ke mana-mana.
Semestinya harus melalui proses, berbicara tenaga kerja itu berbicara belajar mengajar, tentang sarana dan prasarana,” ujar Prof Sumaryoto ketika ditemui KORANPELITA.COM, di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Menurut Prof Sumaryoto untuk menunjang sebuah riset berhasil diperguruan tinggi perlu diimbangi dengan tenaga pengajar ahli, tidak hanya Dosen pengajar saja akan tetapi fasilitas akademik termasuk sarana dan prasarannya.
” Begini tujuannya berkaitan dengan kualitas tapi karena berkaitan dengan unsur terkait dan harus dipersiapkan dulu dari mulai dosen, lab, sarana pendukung dan itu banyak hal yang harus dipersiapkan tidak serta merta dengan uang ini bisa terwujud” terangnya.
Namun demikian, tambah Prof Sumaryoto calon sarjana akan mudah ditampung oleh dunia industri jika bekal ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kampus tersebut akan terarah dan bertujuan sesuai dengan kebidangannya.Untuk itu, endowment fund yang akan dikucurkan negara diharapkan mampu mempersiapkan tenaga kerja siap pakai diera digitalisasi 4.0.
Dikatakan Prof Sumaryoto saat ini peneliti dinilai kurang banyak dimana tugas dosen dan peneliti berbeda.Alhasil jika dana tersebut diterima ke seluruhan kampus dan pengggunaanya benar akan menghasilkan mahasiswa yang bermutu serta mudah menjawab tantangan 4.0.
Mendatang, terang Prof Sunaryoto Pemerintah memiliki program jangka menengah dan jangka panjang. Disis lain, Litbang juga dipertanyakan tentang kedudukan sebagai peneliti pendidikan dan kedepan terkait program pendidikan harus memiliki haluan jelas.
Terkait dengan Litbang menurut Prof Sumaryoto harus difungsikan dan kegunaanya dengan baik.Karena Litbang gunanya itu untuk penelitian dan pengembangan pendidikan.
“Dan itu disodorkan ke menteri untuk membuat suatu kebijakan kita kuncinya lemah didalam perencanaan jangka menengah dan panjang dan tidak mempunyai haluan,” tandasnya.(han)