Jakarta, Koranpelita.Com
Banyak pedagang Pasar Rumput Manggarai Jaksel, berjualan di sejumlah lokasi dan mengganggu aktifitas warga.
Namun akhir tahun ini semua pedagang akan dipindah ke dalam pasar yg tengah dilakukan finishing.
Selain itu, pembangunan pasar itu juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Maka,Kementerian PUPR , meminta Pemda , membangun hunian vertikal terintegrasi pasar tradisiona.
Seperti Pembangunan Rusunawa Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
Pembangunan ini merupakan proyek hunian vertikal terintegrasi pasar tradisional terbesar yang dibangun Kementerian PUPR.
Rusunawa ini dibangun sebanyak tiga tower terdiri 1.984 unit hunian dan 1.314 unit kios.
“Harus banyak empati agar tinggal di rusun lebih nyaman,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Senin, kemarin.
Pembangunan ini Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2016 lalu. Anggaran pembangunan Rusunawa Pasar Rumput Rp961,367 miliar.
“Pembangunan rusunawa ini sekaligus modernisasi pasar tradisional dan menyediakan hunian yang layak.Ini juga mempermudah akses serta meningkatkan perekonomian bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan,” ujarnya.
Menurut Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid, mengatakan hal senada.
Kelebihan lain pembangunan ini adalah terintegrasi dengan moda transportasi umum yakni Bus Transjakarta.
“Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya untuk memindahkan para pedagang yang berada di tempat tenampungan sementara ke dalam pasar. Jadi kami bisa segera menyelesaikan penataan _landscape_ taman di bagian depan rusunawa ini,” kata Khalawi.
Diakuinya, Rusunawa Pasar Rumput, merupakan salah satu pilot project pemanfaatan lahan pasar tradisional yang sangat baik dan menjadi implementasi dari amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Lebih jauh dikatakan pembangunan hunian vertikal di kawasan perkotaan yang mengusung konsep mixed use dengan pasar tentunya dapat menjadi solusi untuk menyikapi perkembangan perkotaan dan kawasan permukiman yang semakin padat.
“Lantai satu sampai tiga nantinya akan dimanfaatkan sebagai pasar, sedangkan lantai empat keatas akan dimanfaatkan sebagai hunian masyarakat,” tuturnya.
Harpannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membangun di lokasi sejumlah pasar tradisional lainnya dalam mendorong Pemerintah Daerah lainnya.
Terutama dalam menggunakan konsep hunian vertikal terintegasi dengan pasar tradisional. Dijelaskannya, pemanfaatan lahan secara mixed use juga banyak dilaksanakan di berbagai negara lainnya seperti di Singapura dan Malaysia. (oto)