Menteri Desa Resmikan Konggres Nasional Restorasi Transmigrasi

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, didampingi Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam XII, Wakil Rektor Universitas Gajah Mada, Prof Supriyadi, Pejabat teras Kementerian Desa PDTT serta banyak Pejabat Tinggi Kementerian terkait.

Ketua Tim Pakar Mendes PDTT Haryono Suyono dan Sari Tyas, Gubernur Kalimantan Utara, Bupati, Pejabat Bank, Pengusaha Swasta serta ratusan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi dan Pejabat Bank memenuhi Balairung Universitas Gajah Mada yang megah itu menyaksikan dan menghadiri Kongres Nasional Transmigrasi sebagai kelanjutan beberapa pertemuan nasional yang digelar di berbagai tempat selama beberapa bulan terakhir ini dengan tema Restorasi Transmigrasi Nasional.

Pembukaan Kongres yang ditandai dengan sentuhan layar lebar diikuti pancaran permainan simulasi video yang menarik seakan alam virtual yang mendunia sebagai cerminan era industri 4.0 yang mulai masuk daerah Transmigrasi, menimbulkan detak jantung yang menontonnya dan tepuk tangan yang meriah mengiringi harapan bahwa Transmigrasi yang digarap sejak jaman Belanda sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan penduduk Pulau Jawa, dewasa ini makin maju dan berubah mengemban tujuan ganda tidak saja mengurangi kepadatan penduduk tetapi memberi harapan bahwa daerah transmigrasi dan insan di dalamnya sudah waktunya disentuh dengan teknologi modern 4.0 dengan segala perangkat serta penggunaan teknologi informasi untuk membangun, sehingga pembangunan transmigrasi bukan memindah kemiskinan, tetapi justu menjadi perluasan modernisasi dalam eraa 4.0 yang menghemat tenaga dan mampu menggunakan kecerdasan mengolah tanah gersang tanpa merusak lingkungan seperti di gariskan dalam era SDGs yang mengharuskan kelestarian sumber daya lama dan jaminan lingkungan yang lebih baik untuk anak cucu kelak.

Menteri Eko Sandjojo yang didaulat langsung memberikan pengarahan menunjukkan bahwa teknologi masa kini bukan saja di cita-citakan di Indinesia, tetapi telah dijadikan salah satu contoh kolaborasi sangat simpatik antara fihak swasta dengan pemerintah membangun di kawasan Timur mengubah lahan berbukit yang sangat gersang, lahan berbukit yang relatif tidak layak untuk pertanian, dengan sentuhan teknologi, tanpa modal pemerintah satu senpun, diubah menjadi lahan untuk kebun tebu ratusan hektar yang akan menjamin kemakmuran untuk rakyat yang tertinggal, memperbaiki lingkungan dan menjamin penghasilan yang memadai untuk masyarakat luas dan pemerintah daerah.

Uraian Menteri yang membuat kejutan sebagai contoh cita-cita restorasi modern Tansmigrasi nasional itu, biarpun tidak menjamin limpahan pemindahan penduduk tetapi memberi bukti bahwa tanah tandus dan kemakmuran yang diciptakannya bisa menghasilkan pangan dan industri yang bisa menjadi garapan rakyat banyak antar pulau karena akan terjadi penyediaan bahan baku untuk industri, perdagangan antar wilayah dan antar benua yang dapat dimainkan oleh penduduk yang digambarkannya pada waktunya nanti akan menjadikan penghuni Indonesia memiliki kemampuan ekonomi nomor empat di seluruh jagat raya.

Wakil Gubernur DIY yang membacakan Pidato Sri Sultan Hamengkubuono X dan kemudian menyampaikan uraian sebagai bagian dari Panelis setelah pembukaan, mengingatkan perlunya sentuhan budaya yang memperkuat landasan dalam memadukan aneka ragam suku dan latar belakang budaya heterogen memadunya sebagai suatu budaya satu bangsa yang kental biarpun menyatu dalam alam transmigrasi yang kental dan tidak justru menjadi konflik yang memecah belah bangsa.

Wakil Rektor Prof. Supriyadi yang bertindak sebagai tuan rumah memulai dengan menjamin siap siaganya Universitas Gajah Mada, juga perguruan tinggi lain di Indonsia, menerjunkan dosen untuk berkarya dan mahasiswa dengan bekal ilmu dan kemampuan penelitian dan pengembangan dalam mengantar bangsa Indonesia yang memiliki ketangguhan untuk maju pesat tersebut. Pernyataan yang disertai dengan contoh-contoh nyata itu dilanjutkan oleh Prof Dr Teguh Sudharto dari Surabaya yang membawakan teknologi internet siap pakai oleh para Transmigran guna mengolah produksi dan penjualan hasil pertanian dan industri di daerah tranmigrasi dengan sistem internet modern sehingga pasarnya tidak terbatas wilayah tanah air saja, tetapi secara instan dapat mendunia sehingga bisa membawa kemakmuran yang makin melompat lompat dalam era tanpa batas dewasa ini. Suatu terobosan teknologi era industri 4.0 yang dengan mudah digarap secara cepat menjalar ke wilayah transmigrasi yang menjadi wilayah industri alam modern karena sentuhan modernisasi. Semoga kesimpulan Kongres tidak tinggal menjadi naskah Akademis saja, karena telah diberikan contoh oleh Bupati Muna yang menceritakan Kabupatennya mungkin dulu tidak ada dalam peta Indonesia, tetapi dewasa ini menjadi kabupaten yang menjanjikan. Semoga. (Penulis, Guru Besar Unair Surabaya, Mantan Menko Kesra dan Taskin)

About redaksi

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca