Agustus memang bulan yang selalu riang-gembira. Ada saja kegembiraan di seputar perayaan Hari Kemerdekaan. Juga bagi nenek-nenek seperti saya. Dan, cerita ini terjadi sehari setelah Upacara Detik-detik Proklamasi Sabtu lalu.
Jadi, hari itu, Minggu, 18 Agustus 2019. Setelah upacara, lembaga tempat saya bekerja mengadakan kegiatan Fun Walk dan Fun Bike serta berbagai lomba ini-itu. Pesertanya adalah semua pegawai dan keluarganya. Saya memilih untuk mengikuti Fun Walk saja karena repot bila membawa sepeda ke tempat acara di area SCBD.
Tepat jam 6 pagi acara dimulai. Namanya juga Fun Walk atau Jalan Santai, jadi saya bisa mengikutinya sambil berjalan dan berfoto ria sepanjang rute Fun Walk.
Setelah melakukan dua kali putaran, rombongan Fun Walk kembali ke pusat acara di Lot 1 SCBD disambut oleh aneka jenis sarapan. Semua serba menggiurkan: bubur ayam, soto ayam, mie yamin dan yang kekinian seperti kebab, nasi garuk, serta aneka minuman.
Setelah menikmati mie yamin dan mengicipi nasi garuk, saya menonton lomba memindahkan bendera kertas pada botol. Juga lomba makan kerupuk bagi anak-anak. Nonton anak-anak yang sedang lomba, tiba-tiba saya jadi kangen cucu yang juga ikut lomba di Sekolah Taman Bermainnya. Untung kerinduan mendadak itu, terobati dengan kiriman foto dan video cucu yang bersemangat ikut lomba.
Setelah puas berlomba, acara yang ditunggu-tunggu tiba. Pentas musik. Kebetulan yang kami undang adalah Gigi, band kawakan yang sangat populer. Ya, tentu saja semua menantikan Kang Armand Maulana dengan group bandnya tampil di panggung.
Namun yang ditunggu-tunggu tak kunjung muncul. Lalu terjadi hal yang mengejutkan. Sebelum Band Gigi tampil, ternyata pembawa acara mengundang para pimpinan tertinggi untuk menyumbangkan beberapa lagu. Dan karena saya, bu Yetti dan bu Etty duduk dibelakang para pimpinan, langsung ditarik untuk ikut naik ke atas panggung.
Bagi bu Yetti, ini tak masalah. Sebab teman saya itu memiliki suara yang merdu. Tapi jadi persoalan buat saya yang tidak bisa nyanyi. Jadinya, saya dan bu Etty hanya bisa gaya-gaya saja layaknya penyayi. Setelah berunding cukup seru untuk memilih lagu yang bisa dinyanyikan oleh kami semuanya, terpilih lagu Bujangan yang dipopulerkan oleh Koes Plus.
Selesaikah? Belum. Ternyata penonton minta kami membawakan lagu dangdut supaya bisa bergoyang. Akhirnya pilihan jatuh pada lagu andalan bu Nurhaida pimpinan kami: Terajana.
Meskipun saya tidak bisa menyanyi tapi di panggung boleh lah bergaya bagaikan artis penyanyi dangdut yang tersohor. Karena suara mulai parau akhirnya kami turun panggung supaya bisa segera menyaksikan kang Armand Maulana vokalis Band Gigi beraksi.
Semua penonton histeris saat Armand tampil. Saya masih sempat menikmati beberapa lagu (yang teringat hanya lagu Perjalanan Cinta dan Perdamaian). Lalu, saya pamit lebih dahulu karena ada janji ketemu teman di Pacific Place.
Nah, saat berjalan di Pacific Place, saya surprise karena beberapa orang yang memakai kaos merah mengajak tersenyum dan menyapa sementara saya kurang familier dengan mereka.
Dalam hati saya berpikir mereka ini siapa ya kok kenal saya. Agak GeEr dan bangga juga karena ternyata saya dikenal oleh semua pegawai di lembaga tempat saya bekerja. Rupanya kebingungan saya terjawab. Saya terkenal gara-gara tampil bernyanyi dan berjoget di panggung, makanya semua penonton melihat saya sehingga ketika bertemu mereka langsung menyapa. Hehehe… Alhamdulillah gara-gara jadi artis dangdut dadakan di acara 17 an saya jadi terkenal.(*)