Jakarta, Koranpelita.com
Tiga Pilar Cengkareng mengadakan pertemuan dengan para mahasiswa STT PLN asal Papua di rumah makan cepat saji Taman Semanan Indah (TSI), Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat, Senin (19/8/2019) sore.
Dalam pertemuan yang dihadiri 25 mahasiswa dari pengiriman Papua menyatakan deklarasi damai bersama Tiga Pilar Cengkareng.
Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri dalam sambutannya mengajak para mahasiswa pengiriman asal Papua untuk tidak mudah percaya dengan berita hoax yang bisa memecah belah bangsa Indonesia.
“Jangan mudah percaya berita bohong yang belum tentu kebenarannya (Hoax), saya yakin kejadian tersebut tidak benar,” ucapnya.
Ia menjelaskan, mahasiswa yang didatangkan dari papua adalah orang orang intelek calon pemimpin negeri ini, yang saat ini belajar di STT PLN adalah orang pilihan yang didatangkan dari papua untuk belajar, kurang lebih 4000 siswa orang orang yang benar berprestasi, setelah mendapatkan ilmu dari PLN manfaatkanlah untuk belajar dan setelah pulang bangunlah papua sebaik mungkin.
“Jangan mudah terprovokasi karena ada segelintir orang yang ingin memecah belah kita, harus berfikir positif banyak orang yang tidak suka dengan Indonesia dengan begitu ragamnya Indonesia dan ingin memecah belah bangsa,” tegasnya.
Camat Cengkareng Ahmad Faqih menjelaskan, mereka itu adalah orang-orang pilihan dari Papua untuk pendidikan disini. Tentunya diharapkan mereka betul-betul manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menimbah ilmu.
Kemudian setelah nanti mereka berhasil dan bisa membangun wilayahnya sendiri. Dirinya berharap, mereka tidak mudah terprovokasi dan dipengaruhi oleh pihak-pihak yang tidak sejalan dengan pemerintah.
“Ditanah Papua ini memang banyak pihak asing yang berkepentingan dan kita harus menjaga dan memelihara agar mereka ini tidak mudah terpengaruh. Tetapi bukan berarti pula kita merekayasa mereka untuk seperti itu dan itu tidak, tetapi atas kesadaran mereka sendiri artinya bahwa bertekad untuk menjaga keutuhan NKRI,” terangnya.
Kemudian mereka jangan eksekutifitas pada kelompok entitas mereka saja. Mereka harus lebih terbuka dengan warga masyarakat sekitar. Artinya masyarakat Jakarta lebih menerima dengan masyarakat yang lainnya. Siapa pun yang datang diterima seperti warga Duri Kosambi ,Cengkareng, Jakarta Barat.
“Tidak ada yang namanya mereka disisihkan, tetapi ketika mereka juga tidak terbuka dengan masyarakat sekitar dan itulah mungkin akan menimbulkan eksekutifitas,” tuturnya.
Oleh karena itu, eksekutifitas- eksekutifitas seperti itulah yang tidak boleh terjadi. Sehingga menimbulkan ada semacam kecurigaan-kecurigaan, dan itu tidak boleh terjadi.
“Supaya menghilangkan itu, mari kita sama-sama terbuka. Saya yakin warga masyarakat sekitar mau menerima kehadiran mereka. Untuk itu mereka juga harus pandai bergaul dengan masyarakat sekitar. Tentang kebutuhan masyarakat dan apa yang bisa di sumbangkan ketika berada disini,” lanjutnya.
Jadi jangan membawa adat istiadat sendiri ditempat adat istiadat yang berbeda. Tetapi kita melakukan penyusuaian diri dengan adat istiadat setempat. “Sehingga kedepan dengan keterbukaan menjadi peka terhadap budaya dengan masyarakat lainnya,” harapnya.
Sementara Danramil 04/Cengkareng Kapten Inf Sudarsono dalam kesempatan itu berpesan sebagai generasi muda gunakan yang sudah diberikan kesempatan ini dengan baik, untuk mempelajari ilmu di Jakarta guna dibawa ke Papua.
“Jangan termakan berita-berita tidak jelas, dan tidak mudah termakan isu yang bisa merugikan diri sendiri,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua mahasiswa asal Papua mengucapkan terima kasih kepada Tiga Pilar Cengkareng yang telah mengadakan acara tatap muka dengan para mahasiswa pengiriman asal Papua.
“Ini suatu penghormatan dan kebangaan bagi kami, saya harapkan pertemuan ini agar sering diadakan agar tidak terjadi perbedaan,” imbuhnya.
Kegiatan tersebut juga dihadiri jajaran Polsek Cengkareng, Camat Cengkareng Ahmad Faqih, Danramil 04/Cengkareng Kapten Inf Sudarsono, Dosen STT PLN Abdul Rohman, Humas STT PLN Sapto, CIP Security STT PLN Diswan.(Ivn)