Surabaya, Koranpelita
49 prajurit Satlinlamil Surabaya terlibat dalam latihan dukungan fasilitas labuh yang berlangsung di Mako Satlinlamil Surabaya, Jumat (9/8). Latihan ini merupakan bagian dari Latihan Operasi Matra Laut (Latopsmatla) Triwulan III 2019 yang dilaksanakan mulai 5 s/d 9 Agustus 2019.
Latihan dukungan fasilitas labuh adalah bagian dari proses embarkasi dan debarkasi yang mendukung kesatuan operasional. Dalam tugas pokoknya, Kolinlamil melaksanakan pergeseran personel dan material dalam operasi angkutan laut militer untuk mendukung Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Sehingga kemampuan prajurit dalam mendukung pengoperasian fasilitas labuh saat KRI melaksanakan embarkasi dan debarkasi dapat terlaksana dengan baik, cepat, tertib dan aman.
Panglima Kolinlamil, Laksda TNI Heru Kusmanto, S.E., M.M. melalui perintah latihan R/178/VI/2019 tanggal 19 Juni 2019 menegaskan akan pentingnya latihan ini sebagai sarana mempertahankan dan meningkatkan kemampuan agar selalu dapat memberikan dukungan fasilitas labuh secara optimal.
“Latihan ini juga sebagai persiapan mendukung Latihan Gabungan TNI yang akan datang. Sebagai Kotama Operasi TNI AL, Kolinlamil mengemban tugas sebagai Komando Tugas Gabungan Operasi Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin), untuk itu prajurit Kolinlamil dituntut profesional dalam memerankan fungsi dan tugas yang diemban Kogasgabratmin pada operasi gabungan TNI” tandas Panglima dengan tegas.
Seirama dengan perintah orang nomor satu di Kolinlamil, Komandan Satlinlamil Surabaya Kolonel Laut (P) Heri Prihartanto menjelaskan bahwa Latihan yang diperuntukan khususnya personel Terminal Satlinlamil Surabaya ini diselenggarakan dengan tujuan agar para prajurit menguasai dasar-dasar pengoperasian fasilitas labuh dalam mendukung penugasan sehari-hari terutama bidang embarkasi debarkasi serta pengetahuan bantuan navigasi di pelabuhan.
Materi – materi yang dilatihkan diantaranya pelayanan labuh, bantuan navigasi, bantuan meteorologi dan hidrografi, bantuan penundaan, pengoperasian forklift dan crane serta prosedur embarkasi debarkasi.
Komandan Satlinlamil Surabaya secara jelas juga menerangkan bahwa proses embarkasi debarkasi tidak semata-mata memasukan atau mengeluarkan personel dan material ke atau dari dalam kapal, namun harus lebih detail dan perfect dalam mengatur/menghitung ruang muat, sehingga optimal dalam memanfaatkan ruang di kapal.
Kesalahan perhitungan dalam memuat atau membongkar akan berdampak pada stabilitas kapal saat berlayar dan efisiensi waktu saat debarkasi. Oleh karena itu prajurit Satlinlamil dituntut untuk memahami prosedur Embarkasi/Debarkasi dengan baik. (ay/dispen Kolinlamil)