Jakarta,Koranpelita.com
Hitmaker Studios, rumah produksi yang dibangun Rocky Soraya pada 2012, kembali bikin pecah lini masa pecinta horor. Setelah sukses melahirkan deretan di film box office seperti The Doll, Mata Batin, Sabrina, hingga Indigo, studio ini lagi-lagi memamerkan taringnya.
Sejak awal berdirinya, Hitmaker Studios memang identik dengan horor berbalut folklore. Tak heran bila karya-karyanya kerap masuk festival, bahkan mencatat rekor MURI. Daftarnya panjang: Rumah Kentang, Mall Klender, 308, Tarot, Rumah Gurita, hingga rilisan terbaru seperti Panggonan Wingit 2: Miss K, Rego Nyowo, dan Getih Ireng.
Setiap judul punya atmosfer mencekam yang makin mengukuhkan posisi Hitmaker sebagai trendsetter horor nasional. Kali ini, mereka datang dengan kisah baru yang terasa dekat dengan kegemaran Gen Z: healing ke alam, tapi malah kejadian aneh ikut “nebeng”. Judulnya Dusun Mayit diangkat dari thread viral karya JeroPoint. Film ini disutradarai sutradara kawakan Rizal Mantovani dan Rocky Soraya sebagai produser. “Kami selalu ingin menghadirkan cerita yang dekat dengan budaya, tapi tetap relevan buat penonton sekarang,” ujar Rocky.

Trailer resmi film horor Indonesia terbaru, ‘Dusun Mayit’ akhirnya dirilis, Sabtu (15/11/2025). Cuplikan dalam trailer terbaru itu langsung memancing rasa penasaran karena nuansanya gelap dan penuh teror.“Kami selalu ingin menghadirkan cerita yang dekat dengan budaya, tapi tetap relevan buat penonton sekarang,” ujar Rocky.
Film ini berada di bawah arahan sutradara Rizal Mantovani yang dikenal lewat karya horornya. Sentuhan khasnya terasa kuat di trailer yang penuh atmosfer mistis dan ketegangan. “‘Dusun Mayit’ digarap oleh Hitmaker Studios dan diadaptasi dari thread viral karya JeroPoint. Kisahnya membawa penonton masuk ke teror Gunung Welirang dan sebuah dusun gaib penuh rahasia.

Dibintangi Amanda Manopo sebagai Yuni, Ersya Aurelia sebagai Nita. Ada juga Fahad Haydra sebagai Aryo dan Randy Martin sebagai Raka.
Film Dusun Mayit dijadwalkan tayang di bioskop mulai 31 Desember 2025, tepat menjelang liburan akhir tahun.
ARYO, YUNI, NITA, dan RAKA adalah 4 mahasiswa yang mendaki Gunung Welirang untuk mengisi liburan.
Namun, petualangan mereka berubah menjadi mimpi buruk ketika Nita menemukan sesajen di sana dan terjatuh ke sebuah telaga.
Setelah kejadian itu, Nita berubah. Ia menjadi seperti bukan dirinya sendiri, menyeringai seram, dan mengucapkan kata-kata berbahasa Jawa, “Siji, loro, telu..Sing podo teko, lali dalan mulih.”
Khawatir pada keadaan Nita, mereka memutuskan untuk turun dari gunung. Tetapi jalan pulang tidak ketemu.
Mereka tersesat. Jalan seperti berputar di tempat yang sama, hingga mereka bertemu pasar gaib, sosok seram, pagelaran wayang yang janggal, dan ilalang tak berujung yang menjebak mereka.
Dengan bantuan MBAH SUROP, seorang kakek misterius, mereka tahu kalau mereka sedang berada di Dusun Mayit, sebuah desa gaib yang menuntut tumbal dan Nita telah ditandai sebagai tumbal.
Dalam perjalanan itu mereka diminta untuk tetap berada di jalur pendakian dan harus berkelakuan sopan. Namun, salah satu diantara mereka meremehkan peringatan tersebut.
Perjalanan yang harusnya menyenangkan berubah kelam ketika mereka tersesat di tengah hutan. Saat itu mereka menemukan pasar aneh yang dipercaya sebagai gerbang menuju dimensi lain.
Suasana berubah mencekam ketika mereka malah terjebak di sebuah dusun asing yang menyimpan rahasia kelam. Situasi semakin mencekam ketika Nita terlihat tidak sadarkan diri seperti kerasukan.
Ketegangan semakin terasa saat festival rakyat gaib muncul dengan suasana yang sangat tidak wajar. Berbagai sosok aneh dan menyeramkan dari warga dusun meneror mereka tanpa ampun.
Visual remang dan ritual memperkuat aura mistis sepanjang cuplikan tersebut. Empat pendaki itu mulai diganggu entitas tak terlihat yang muncul lewat bisikan gaib dan adegan kesurupan.
Akankah mereka bisa menyelamatkan Nita? Akankan mereka bisa pergi dari desa itu dan pulang dengan selamat? Atau mereka akan terjebak selamanya?.(Vin)
www.koranpelita.com Jernih, Mencintai Indonesia