Film Pengepungan di Bukit Duri, Membuka Mata Tentang Situasi Indonesia Saat Ini

Jakarta, Koranpelita.com

Film Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High), Drama-Thriller Membuka Mata Tentang Situasi Indonesia Saat Ini merupakan Film terbaru karya sutradara Joko Anwar yang akan tayang 7 April  di bioskop.

Dipersembahkan penulis dan sutradara Joko Anwar, serta produser Tia Hasibuan, film tersebut menjadi ko-produksi internasional Come and See Pictures bersama Amazon MGM Studios.

Pengepungan di Bukit Duri merupakan film drama-thriller yang ke 11 karya Joko Anwar. Film ini memberikan ketegangan intens, digambarkan lewat situasi yang terjadi di Indonesia pada 2027.

Film ini berkisah tentang Edwin (diperankan oleh Morgan Oey), seorang pria yang mengajar di SMA Duri, sekolah terakhir yang ia datangi dalam pencariannya terhadap keponakan yang hilang. SMA Duri dikenal sebagai sekolah anak-anak bermasalah, penuh kekerasan dan intimidasi. Ketegangan meningkat ketika Edwin akhirnya menemukan keponakannya, tepat saat kota dilanda kerusuhan hebat. Terjebak di dalam sekolah, mereka harus bertahan hidup di tengah kekacauan yang mengancam nyawa.

Berlatar pada Indonesia tahun 2027, film “Pengepungan di Bukit Duri” memperlihatkan suasana yang kacau, ketika latar kota Jakarta mengalami sebuah kemunduran.

Set sekolah SMA Bukit Duri, yang menjadi salah satu latar di film “Pengepungan di Bukit Duri”, dibangun di atas bangunan bersejarah, Laswi Heritage di Bandung.

Dalam cerita, sekolah SMA Bukit Duri ini awalnya adalah penjara sehingga tim artistik harus mendesain dua kali, pertama sebagai bekas penjara, kedua sebagai sekolah. Desainer produksi membangun sekitar 22 titik set sekolah mulai dari ruang kelas, ruang kepala sekolah, lorong, hingga ruang security.

“Set sekolah di “Pengepungan di Bukit Duri” adalah sebuah sekolah yang dalam cerita tadinya berupa penjara, yang direnovasi dan dialihfungsikan sedemikian rupa sehingga bisa digunakan sebagai sekolah,” kata penulis dan sutradara film “Pengepungan di Bukit Duri” Joko Anwar di Jakarta, Kamis (10/4/2025).

Lebih ber-story telling dibanding membuat style-style yang berlebihan. Senatural dan seorganik mungkin, itu yang ingin kami capai. Rasanya, ketika orang menonton film ini, harapannya penonton fokus dengan karakter dan ceritanya,” tambah sinematografer “Pengepungan di Bukit Duri” Jaisal Tanjung.

 Salah satu adegan di Film Pengepungan di Bukit Duri 

Joko Anwar menambahkan, setiap karakter tidak digambarkan sebagai manusia yang jahat. Namun, mereka hanya terjebak pada sebuah ketidak beruntungan. Meski secara film memiliki nuansa yang ‘kelam’ dalam mengemas Indonesia di masa mendatang, namun ia ingin mengajak penonton untuk berefleksi terhadap situasi Indonesia saat ini.

“Dunia di film ini tidak jauh dari Indonesia sekarang. Namun kami mengamplifikasi pesan tentang bagaimana seandainya trauma tidak diobati dan mengakibatkan bangsa kita berjalan ke arah yang lebih buruk dari sekarang. Kami ingin membuat sebuah film yang bercerita bagaimana suatu bangsa bisa hancur karena tidak ada respek satu sama lain,” jelas Joko Anwar.

Karakter-karakter yang hadir dalam film Pengepungan di Bukit Duri masing-masing akan memberikan perspektif yang berbeda dalam memandang dan merespons kekerasan tersebut. Setiap karakter dengan latar belakang yang kompleks, dihadirkan untuk menjadi refleksi bagi penonton.

“Kenapa kami mengambil tema remaja karena remaja adalah fase yang paling krusial dalam masyarakat. Apakah kelompok remaja ini nantinya akan menjadi surplus demografi untuk sebuah negara, atau justru menjadi beban. Jadi penting banget untuk disorot masalah remaja ini,” sambungnya.

Sementara, Tia Hasibuan selaku produser mengatakan kolaborasi tersebut terjadi lantaran Amazon MGM Studios yang tengah membuka peluang kerja sama proyek film dengan rumah produksi internasional. Di sisi lain, Come and See Pictures juga tengah mencari kolaborator. Akhirnya keduanya pun bekerja sama sejak 2021, hingga akhirnya merampungkan proyek film ini pada 2024.”Kami ingin mencari partner terbaik, yang benar-benar memiliki visi yang sama dengan Come and See Pictures, dan visi cerita yang mau kami sampaikan ke khalayak,” ucapnya.

Selain sekolah, ada pula set lain yang menunjukkan sebuah latar pecinan underground yang mengindikasikan sebuah kemunduran meski secara latar waktu terjadi di Indonesia masa depan. Banyak sampah berserakan, coretan di berbagai tempat umum, hingga dunia luar yang lebih berantakan.

“Lebih rusuh, lebih banyak orang yang berani mengekspresikan diri tapi tidak dengan cara yang benar. Jadi banyak terjadi perusakan di mana-mana. Total hari set-nya sendiri sekitar 2 minggu lebih, dengan 60–70 set builder. Jadi masing-masing ruangan kami coba bangun ceritanya,” kata desainer produksi Dennis Sutanto.

James Farrell selaku Vice President International Originals Amazon MGM Studios mengatakan kolaborasi ini menandai pencapaian penting bagi pihaknya, lantaran untuk pertama kalinya rumah produksi berlogo singa itu bekerja sama dengan perusahaan produksi film dari Asia Tenggara untuk perilisan film bioskop. Termasuk, menjadi kolaborasi pertama dengan Joko Anwar.

“Kami sangat antusias untuk mempersembahkan hasil kerja sama kami dengan tim Come and See Pictures menghidupkan visi unik Joko Anwar ke layar lebar bagi penonton Indonesia,” ujarnya.

Film ini berkisah tentang Edwin (diperankan oleh Morgan Oey), seorang pria yang mengajar di SMA Duri, sekolah terakhir yang ia datangi dalam pencariannya terhadap keponakan yang hilang. SMA Duri dikenal sebagai sekolah anak-anak bermasalah, penuh kekerasan dan intimidasi. Ketegangan meningkat ketika Edwin akhirnya menemukan keponakannya, tepat saat kota dilanda kerusuhan hebat. Terjebak di dalam sekolah, mereka harus bertahan hidup di tengah kekacauan yang mengancam nyawa.

Berikut jajaran pemain yang terlibat dalam film ini: Morgan Oey sebagai Edwin, Omara N. Esteghlal sebagai Jefri, Hana Malasan sebagai Diana dan Endy Arfiah sebagai Kristo. (Vin)

About ervin nur astuti

Check Also

Poster “Mertua Ngeri Kali” Rilis, Janjikan Perang Generasi Penuh Tawa dan Sentilan Keluarga

Jakarta, Koranpelita.com Rumah produksi Imagine akhirnya merilis poster resmi untuk film komedi keluarga yang paling …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca