NKS Menulis-1: Di UGM Cerita Teorema NKS

Ini tentang pertidaksamaan ndeso tidak sama dengan nelongso dan pembuktiannya di ajang konferensi internasional matematika. Sebuah pertemuan ilmuwan bergengsi di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.

Dan, datang ke Universitas Gajah Mada, membawa kembali peristiwa tahun 1988 dalam sekelebetan nostalgia. Saat itu saya ikut ujian masuk perguruan tinggi. Padahal sudah setahun saya menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri (yang namanya, pamornya, tuanya, tak kalah dengan UGM) di Bandung. Tapi entahlah, UGM seperti terus memanggil-manggil.

Dalam bayangan saya, Kuliah di UGM adalah puncak pencapaian seorang anak sekolah. Mengejutkan, karena bayangan saya mendekati kenyataan saat saya diterima di UGM. Kala itu baru dibuka jurusan baru teknik nuklir.

Dalam rasa bahagia, terlintas pula angan bisa kuliah tidak terlalu jauh dari desa dan orangtua. Namun, dengan berbagai pertimbangan, kehendak untuk kuliah di Jogja harus pupus. Saya terpaksa kubur semua angan dan bayangan dalam-dalam. Anda bisa bayangkan betapa saat itu saya direjam dilema.


Tapi minggu ini, saya benar-benar diterima di UGM. Bahkan lewat jalur undangan. Diundang UGM untuk menjadi salah satu pembicara di The 8th SEAMS – UGM 2019, Internatonal Conference on Mathematics and its Applications.

Konferensi internasional ini berlangsung dari 29 Juli sampai 1 Agustus 2019. Sepertinya konferensi ini menjadi ajang para akademisi khususnya matematikawan atau calon matematikawan untuk saling bertukar temuan dan penelitiannya.

Padatnya acara ditandai dengan dimulai acara dari sangat pagi dan baru selesai hampir petang. Saya yakin banyak materi yang dibahas, maklum ini ajang pertemuan empat tahunan. Mungkin juga ada beberapa teorema baru yang ditemukan.

Andai saya pun bisa menemukan teorema baru, nama yang terfikir untuk teorema itu adalah Teorema NKS, seperti halnya penemuan teorema Pythagoras oleh filsuf Yunani yang terkenal itu.

Tapi sebenarnya ada teorema NKS yang sudah tercetak dalam buku NKS atau buku Nami Kulo Sumarjono. Teorema itu berbunyi “Ndeso tidak berarti nelongso”.

Dalam bahasa matematika, teorema NKS dapat ditulis sebagai berikut: Ndeso tidak sama dengan Nelongso.

Layaknya mau disidang oleh penguji akademik, saya diminta untuk menyampaikan abstraksi dan bahan presentasi. Sepertinya semua pembicara, baik yang dari akademisi ataupun dari non akademisi wajib membuat abstrak sekaligus bahan presentasi. Tentu semuanya dalam bahasa Inggris karena memang para peserta ataupun pembicara banyak dari luar negeri selain para akademisi dalam negeri.

Walaupun harus mengisi di acara sesi siang selepas makan siang, saya hadir lebih awal untuk ikut merasakan seperti apa jika para matematikawan berkumpul. Juga penasaran apa saja yang disampaikan.

Dugaan saya tidak terlalu jauh meleset. Masih seperti dulu saat menjadi mahasiswa matematika. Tapi ini memang ajang bagi akademisi menampilkan researchnya. Sebagian juga berkolaborasi antara mahasiswa dan dosennya.

Saya ajak Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan yang bukan berlatarbelakang matematika untuk menikmati suasana ini. Kadang-kadang saya menjelaskan ini-itu kepada beliau supaya seolah-olah dianggap paham.

Sejatinya saya sudah lama tidak bergelut dengan hal ini. Ada teorema, ada lema, bahkan simbol integral lipat berlipat-lipat. Orang non jurusan matematika biasa menyebut simbol integral itu dengan cacing.

Sungguh berat bagi saya untuk menjelaskan kepada Kepala Cabang bagaimana menariknya materi yang disampaikan hingga ada pembuktian-pembuktian sebuah persamaan.

Giliran sesi siang materinya sedikit berbeda. Tidak hanya teori. Tapi aplikasi dari teori. Saya diminta oleh Pak Danardono sebagai moderator untuk maju bersama Pak Ocke Kurniandi (aktuaris perusahaan dari BPJS Kesehatan). Serta, Pak Adhitya Ronnie Effendie (dosen UGM yang menggeluti bidang ilmu aktuaria).

Sesi siang hingga sore sebenarnya acara yang membarengi acara konferensi. Acara yang diberi judul Mini Symposium on Current Issue in Actuarial Science. Saya diminta untuk menuturkan tentang “The future of social insurance in Indonesia”. Tentu dikaitan dengan program jaminan sosial ketenagakerjaan di BPJS Ketenagakerjaan.

Cerita saya awali dengan bagaimana membangun kapasitas (capacity building) di bidang aktuaria di BPJSTK. Juga tentang berapa banyak staf di bawah deputi direktur bidang aktuaria, termasuk yang sudah FSAI, ASAI, dan yang sekolah S2 Aktuaria di University of Waterloo Canada.

Tentu, kemudian saya menceritakan bagaimana kinerja BPJSTK khususnya dalam 4 tahun terakhir serta upaya untuk memperluas kepesertaan hingga harapannya sektor informal juga terlindungi.

Ada pertanyaan dari Prof Ken dari University of Waterloo tentang peran aktuaris selama ini di BPJSTK. “Then I said to him that the role of actuaries in BPJSTK are many,” kata saya.

Banyak bro, kira-kira begitu jawaban dengan bahasa lugasnya. Tentu tidak hanya memastikan program jaminan sosial ketenagakerjaan yang dijalankam dalam kondisi sehat, berkelanjutan, dan adequate, tetapi lebih dari itu bagaimana keseimbangan antara aset dan liabilitas, bahkan menjadi partner yang baik bagi pemerintah dalam hal ada inisiasi program-program baru seperti inisiasi jaminan kehilangan pekekerjaan (unemployment benefit), jaminan peningkatan ketrampilan dan sertifikasi, serta hal lainnya.

Tugas kami untuk juga membuat pemerintah konfiden dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Sebagai tambahan, mengingat saat ini pemerintah belum memiliki goverment actuary, untuk hal di luar jaminan sosial ketenagakerjaan seperti keinginan pemerintah untuk mereformasi program pensiun ASN, BPJSTK diminta juga masukannya karena pengalaman yang dimiliki dalam penyelenggaraan jaminan pensiun SJSN.(bersambung)

About redaksi

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca