KENDAL,KORANPELITA– Mempunyai kebiasaan berbuat baik terhadap orang lain, kadang sulit dilakukan. Namun yang tidak biasa dari Gus Yasin, Calon Wakil Gubernur Jateng 2024, adalah rasa ta’dhim (hormat) dan kepeduliannya terhadap Guru dan Kyai Sepuh sangat luar biasa.
Ta’dhim seorang santri kepada Kyai itu terlihat saat Gus Yasin sowan Kyai Mawardi di Ponpes Ar Risyaad, Pucakwangi, Pageruyung, Kendal, Kamis (9/10/2024)
Saat asyik ngobrol bersama pengurus pondok di ruang tamu, Gus Yasin tiba-tiba berdiri. Melihat Kyai Mawardi yang sudah sepuh keluar kamarnya membawa tongkat. Rupanya Mbah Yai mau sholat ke masjid.
Dengan cekatan, tangan Mbah Yai langsung diraih oleh Gus Yasin. Dituntun dari dalam rumah hingga ke masjid. Sikap cepatnya mendahului putra Mbah Yai sendiri yang saat itu juga di lokasi.
“Kulo tuntun jih Mbah Yai, monggo atos-atos ke masjid, kulo nderek sholat sekalian,” kata Gus Yasin menuntun Kyai Mawardi yang sudah berusia 83 tahun itu.
Dari rumahnya hingga masuk masjid Gus Yasin tak lepas mendekap tubuh Mbah Yai. Supaya tidak jatuh. Menjadi perhatian para jamaah sholat magrib di masjid pondok tersebut.
Menurut Putra Kyai Mawardi, meski sudah sepuh, Mbah Mawardi masih rajin menjadi imam sholat berjamaah. Masih juga mulang (ngaji) kitab-kitab kepada santrinya. Pendengaran dan penglihatan juga masih tajam.
Mahabbah Kepada Kiai
Selama sowan keliling ponpes di Jawa Tengah, tidak sekali ini saja Gus Yasin mahabbah (hormat dan cinta) kepada Kyai sepuh. Saat mengunjungi Kyai Thoifur di Purworejo, Gus Yasin memijat kaki Mbah Thoifur selama bertamu. Sesuatu tindakan yang tidak biasa bagi orang lain. Apa lagi seorang Calon Wakil Gubernur beliau selalu mengutamakan guru di atas segalanya termasuk jabatan.
Tidak hanya itu. Sikap lemah lembut dan peduli Gus Yasin juga terlihat saat ketemu orang kecil di jalan. Saat sholat di Masjid misalnya, Gus Yasin suka mencari marbot (penjaga masjid). Ditanya-tanya. Lalu diberi sedekah.
Begitupun ketika berhenti di SPBU. Putra Mbah Maimoen Zubair itu selalu membeli dagangan bakul yang lalu lalang. Diborong. Lalu dibagi-bagikan. Ketemu bakul dawet di jalan. Mobil berhenti memborong dawetnya.
Tidak hanya kepada orang sepuh. Gus Yasin juga lemah lembut kepada anak kecil. Sering santri-santri kecil dikecup dan diusap kepalanya. Bahkan sering menggendong anak kecil yang dilewati di sebuah acara atau kampung setempat.
Di dalam dunia pondok pesantren, adab santri kepada Kyai dan Guru menjadi pembelajaran utama sebelum berlanjut belajar disiplin ilmu lainnya. Kitab Ta’limul Muta’allim menjadi kitab rujukan utama bagi santri untuk belajar ilmu adab dan mekanisme menuntut ilmu yang baik dan insyaAllah mendatangkan kebermanfaatan. Di samping itu, santri juga belajar ilmu adab dengan referensi kitab yang lainnnya.
Ilmu adab ini sangat penting bagi pelajar agar mereka senantiasa bersikap sopan santun, ta’dzim (memuliakan), dan berakhlak mulia kepada siapa pun termasuk gurunya. (sup)