SEMARANG,KORANPELITA – “Untuk bisa bersaing di era saat ini, era dimana dunia kita ini penuh gejolak, ketidakpastian, kompleks, kita merasakan semuanya agak membingungkan. Tentu kita memerlukan modal yang kuat dimana modal yang harus dimiliki lulusan USM adalah profesional dan berjiwa ke-Indonesiaan”.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Semarang (USM), Dr. Supari,S.T.,M.T., saat menjadi narasumber dalam talkshow special yaitu Rektor Menyapa yang berlangsung di Studio Radio USM Jaya Gedung N USM, baru-baru ini.
Talkshow yang dipandu Penyiar Radio USM Jaya, Redo Tanimbar dan Ira Septiani itu mengusung tema “Menciptakan Lulusan USM yang Profesional dan Berke-Indonesiaan”.
Lebih lanjut, Supari menjelaskan, lulusan USM harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan di lapangan kerja. Selain itu, sebagai perguruan tinggi USM menghasilkan lulusan agar memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan sesuai dengan bidang kerja baik teknis, analisis, soft skill, hingga kerja tim yang kokoh.
“Lulusan USM harus berjiwa berke-Indonesiaan karena lulusan perguruan tinggi diharapkan berkontribusi secara positif terhadap pembangunan ekonomi, sosial, budaya di Indonesia. Karena tinggalnya di Indonesia. Mereka juga harus memiliki potensi menjadi pemimpin yang menginspirasi dan memajukan kesejahteraan masyarakat sekaligus harus mempunyai skill dan kompetensi,” lanjutnya.
Menurutnya, dengan pendidikan yang menciptakan visi ke-Indonesiaan, lulusan dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat nasionalisme, dan rasa cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dari lingkaran kecil seperti lingkungan setempat.
Dia berharap, dengan menggabungkan kompetensi profesionalisme dan jiwa ke-Indonesiaan, lulusan USM dapat memainkan peran kunci sebagai aktor, subjek atau pemain kunci dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
”Intinya adalah antara profesionalisme dan ke-Indonesiaan itu sangat penting. Jadi harus profesional dan harus berke-Indonesiaan, supaya lulusan USM itu bisa memberikan manfaat bagi Ibu Pertiwi ini, agar dapat bermanfaat bagi yang memberikan kita selama ini. Makanya kita pintar dan profesional tetapi semua itu akan dikembalikan ke indonesia, ini merupakan bentuk kesantunan,” jelasnya.
Lulusan Profesional dan Berke-Indonesiaan
Dalam menghasilkan lulusan yang profesional dan berke-Indonesiaan, Supari menyebutkan bahwa memerlukan pendekatan yang mencakup berbagai aspek terutama aspek pendidikan baik akademik maupun non akademik, terstruktur maupun mandiri.
Terdapat pula kurikulum yang relevan dan komprehensif sesuai kebutuhan industri dan tren global saat ini, harus mencakup teori serta praktek yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, sekaligus memasukkan mata kuliah yang mengajarkan keterampilan tambahan seperti manajemen-manajemen proyek, kewirausahaan, teknologi informasi, hingga bahasa termasuk bahasa asing.
Tidak hanya dari kurikulumnya, USM juga melakukan peningkatan kualitas dosen. Adapun mahasiswa diberikan kesempatan untuk magang, melihat langsung di industri, serta pengembangan soft skill, dan memberikan ruang melalui berbagai macam UKM, sekaligus USM dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti laboratorium dan peralatan yang modern.
”Yang tidak ketinggalan juga adalah jangan lupa bahwa di kurikulum itu yang penting juga adalah metode interaksinya antara dosen instruktur dengan mahasiswa dan dengan apa yang dilihat dilapangan. Dan sebagai penutup semuanya itu harus dikerjakan dengan memenuhi dan matching pada etika-etika yang ada. Tanpa etika maka semua yang kita miliki itu bisa ambyar,” ungkapnya.
Selain itu, USM selalu mengadakan berbagai kegiatan mulai dari PAKEM (Pengenalan Akademik dan Kegiatan Mahasiswa) bagi mahasiswa baru yang akan diberi pemahaman terkait wawasan kebangsaan dengan menghadirkan tokoh-tokoh TNI, Polri, Kodam, Polda, bahkan menteri-menteri.
Lalu, mengadakan seminar dan workshop yang mengundang tokoh-tokoh nasional, budayawan, praktisi yang dapat memberikan wawasan tentang pentingnya nilai-nilai keindonesiaan diantaranya pentingnya ketuhanan, kemanusiaan, kebersamaan, persatuan, kerakyatan, kebijaksanaan, kemusyawaratan demi mencapai terwujudnya keadilan bagi seluruh masyarakat.
Berbagai prestasi terus ditorehkan oleh USM baik dari dosen hingga mahasiswa. Salah satunya, USM menerima penghargaan dari BNPT RI dan Densus 88 anti teror Polri sebagai kampus yang menerapkan program pencegahan anti intoleransi dan anti paham radikalisme serta tercatat dalam Rekor MURI sebagai kampus yang gelar seminar nasional dengan menghadirkan 20 mantan napiter.
”Kegiatan USM sering menampilkan kearifan lokal yang ada seperti tari-tarian sampai gamelan. USM oleh pendiri ini didirikan untuk ikut mencerdaskan bangsa, mempersiapkan generasi muda ini cerdas dalam menghadapi keberlanjutan bangsa. Bagi masyarakat yang juga ingin menyukseskan Indonesia Emas 2045, ingin lanjut kuliah, bergabunglah dengan kami kuliah di USM untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa,” terangnya.(sup/*)