OJK Jateng, Kinerja Industri Jasa Keuangan Tumbuh Positif dan Kondisi Stabil

Semarang,koranpelita.com – Kantor OJK Jateng menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah sampai November 2023 dalam kondisi stabil, dengan kinerja yang tumbuh positif, sehingga terdapat likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga di tengah dinamika kondisi ekonomi global.

” Kondisi perekonomian Jawa Tengah yang cukup baik tersebut tidak terlepas dari stabilitas Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah. Hal tersebut terlihat dari indikator penyaluran pembiayaan dan kondisi likuiditas pada Industri Jasa Keuangan yang tumbuh positif,” ungkap Sumarjono dalam keterangan tertulis, Rabo (17/1/2024).

Sumardjono menjelaskan, kinerja Perbankan di Jawa Tengah pada November 2023 secara umum terjaga dengan baik dan mengalami peningkatan dibandingkan 2022.

” Terbukti aset Perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp513,16 triliun atau tumbuh sebesar 4,05 persen yoy,” ungkapnya.

Menurutnya, dari sisi penghimpunan dana dari pihak ketiga (DPK) perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp398,64 triliun atau tumbuh sebesar 4,15 persen yoy. Sementara itu, penyaluran kredit di Jawa Tengah mencapai sebesar Rp 367,68 triliun atau tumbuh sebesar 6,59 persen yoy.

“Fungsi intermediasi berjalan dengan baik, tercermin dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang mencapai 92,23 persen,” katanya.

Diungkapkan, pada November 2023, share penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 49,19 persen dan tumbuh sebesar 7,17 persen yoy. Share angka penyaluran kredit tersebut telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah agar kredit kepada UMKM dapat mencapai setidaknya 30 persen pada 2024.

Sementara pada sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK hingga Oktober 2023 yaitu sebanyak 101 penyelenggara yang terdiri dari 95 penyelenggara dengan sistem konvensional dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah. Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending pada Oktober 2023 di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif,” paparnya.

“Outstanding pinjaman mencapai Rp4,39 triliun dan meningkat sebesar 17,56 persen yoy. Pertumbuhan tersebut diikuti dengan risiko kredit yang masih terjaga, hal tersebut ditunjukkan oleh rasio Tingkat Wan Prestasi (TWP 90) sebesar 2,81 persen,” lanjutnya.

Pembiayaan Alami Pertumbuhan 

Terkait pembiayaan, lanjutnya, perusahaan pembiayaan mengalami pertumbuhan penyaluran positif sebesar 6,15 persen yoy setelah terkontraksi selama 2022 dan NPF gross sebesar 2,13 persen,  membaik dibanding September 2023 sebesar 2,30 persen. Sementara itu di September 2023, pembiayaan perusahaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar -17,21 persen yoy, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp1,16 triliun.

” Per Oktober 2023, Aset Dana Pensiun tumbuh 9,90 persen yoy mencapai Rp6,44 triliun dan investasi tumbuh 8,43 persen yoy mencapai Rp6,36 triliun. Pada triwulan 2 2023, premi asuransi di Jawa Tengah tumbuh 1,41 persen yoy mencapai Rp4,79 triliun, sedangkan klaim tumbuh 1,41 persen yoy mencapai Rp3,9 triliun.”

Mengenai lembaga keuangan, menurutnya, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Jawa Tengah sebanyak 111 LKM merupakan yang terbanyak secara nasional. Sehingga total Aset LKM Jawa Tengah mencapai Rp634,44 miliar atau sebesar 42,41 persen terhadap share aset LKM Nasional.

Pasar Modal

Sementara itu, Pasar Modal di Jawa Tengah didominasi oleh investor individu dengan jumlah SID Saham yang meningkat sebesar 19,07 persen yoy atau mencapai 607.295 investor pada November 2023, SID Reksadana meningkat 17,94 persen yoy atau mencapai 1.333.291 investor, selain itu SID SBN tumbuh 23,11 persen atau mencapai 80.651 investor.

Meski demikian, katanya, selama 2023, OJK Provinsi Jawa Tengah telah melayani 1.722 pengaduan dan permintaan informasi yang disampaikan melalui surat dan Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK).

” Dari pengaduan yang disampaikan melalui surat dan APPK, mayoritas berasal dari pengaduan sektor perbankan yang mencapai 66 persen atau 968 laporan, diikuti pengaduan sektor pembiayaan sebesar 17,70 persen atau 286 laporan, asuransi sebesar 5,40 persen atau 112 laporan, dan sisanya merupakan pengaduan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya maupun non-LJK,” katanya.

Ditambahkan, dalam menjalankan peran untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat, selama 2023 OJK Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan 127 kegiatan edukasi keuangan, yang menjangkau lebih dari 32.700 orang peserta yang terdiri dari berbagai kalangan di wilayah Jawa Tengah.

” Mulai tahun 2024, OJK Provinsi Jawa Tengah memiliki Program SERU (Siaran Edukatif Industri Keuangan) yang dilaksanakan rutin setiap Kamis pukul 16.00 WIB yang dapat diikuti secara live melalui akun IG OJK Provinsi Jawa Tengah yaitu ojk_jateng,” pungkasnya.(sup)

About suparman

Check Also

Bulan Mutu Nasional 2024 Ajang Strategis Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Indonesia

Jakarta, Koranpelita.com Sebagai upaya mendukung Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya dalam poin “Melanjutkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca