Jakarta, Koranpelita.com
Pengalaman buruk dirasakan oleh Lauren Susilo dengan keluarga saat menggunakan jasa penerbangan Singapore Airlines pada saat perjalanan kembali dari liburan di Jepang bersama istri dan anaknya Lavella Susilo yang baru berusia 2 tahun.
Lauren Susilo mengungkapkan, dengan pesawat SQ 897 dari Hongkong menuju Jakarta yang transit di Singapore, dari Singapore ke Jakarta dengan SQ 950, sewaktu Check in di Bandara Hongkong International airport pada pukul 17:00 Terminal 1 Counter F, di sana dirinya check in 3 koper + 1 Stroller bayi,.
Dirinya dijanjikan akan menerima stroller bayinya pada saat keluar dari pesawat di Singapura. Sampai di Singapura ia tunggu 10 menit di pintu boarding.
“Mereka bilang stroller bayi saya sudah dalam perjalanan menuju Jakarta, dan disuruh melapor ke Transfer Desk A untuk membuat laporan Komplain. Di sana saya disarankan ke Transfer Desk B untuk mengambil Stroller. Sampai disana mereka bilang Stroller saya sudah dalam perjalanan menuju Jakarta, dan tidak diberikan solusi / fasilitas apapun untuk bayi saya. Malah disarankan untuk sewa hotel di Terminal 2 changi airport yang akhirnya saya bayar SGD 255 untuk istirahat anak saya selama 3 jam karena tidak ada Stroller untuk anak saya tidur,” tuturnya.
“Pada jam 6:00 saya kembali ke gate E11 untuk boarding, dan disana mereka bilang Stroller saya sudah di dalam pesawat dan bisa diambil pada saat keluar pesawat di Jakarta. Saya jadi bigung sewaktu turun pesawat saya minta, mereka bilang Stroller saya dalam perjalanan menuju Jakarta tetapi sekarang Stroller saya sudah di dalam pesawat, karena sudah mau boarding ya saya tidak bisa apa-apa,” kata Lauren Susilo.
Ia menambahkan, “Sesampai di Jakarta pukul 7:30 mendarat di Terminal 3, saya keluar pesawat, mereka mengatakan tidak ada Stroller bayi saya dan disuruh petugas SQ pergi ke Oversize Baggage.
Sampai di Oversize Baggage saya Tunggu sampai semua bagasi keluar , dan mereka bilang tidak ada stroller lagi. Lalu saya disuruh menuju counter Desk Lost Baggage, dan disana mereka bilang Stroller saya tertinggal di Airport Singapura dan akan segera diantar.”
“Mendengar informasi itu saya sangat marah, kesal dan kecewa sekali dengan pelayanan dari Singapore Airlines ini, saya seperti dipermainkan sewaktu transit di Singapore, padahal saya sangat butuh Stroller tersebut untuk anak saya. Semoga kejadian saya ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi para penumpang yang ingin memakai jasa penerbangan Singapore Airlines terutama yang membawa anak kecil dengan Stroller,” jelas Lauren Susilo.
“Saya harap ini menjadi masukan bagi pihak Singapore Airlines untuk memperhatikan keadaan konsumen apalagi membawa anak 2 tahun,” ungkap Lauren kepada pihak media. (ay)