Jakarta, koranpelita.com
“Personel adalah salah satu komponen utama pembentuk kemampuan militer. Tersedianya personel yang profesional dan berkarakter, sebagai pengawak SSAT dan organisasi akan menjamin terlaksananya tugas TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang semakin kompleks dan dinamis. Untuk itu, personel TNI AL harus dibentuk dan dibina menjadi prajurit matra laut yang berkualitas dan berintegritas”.
Hal tersebut disampaikan Aspers Kasal Laksda TNI P. Rahmad Wahyudi dalam pembukaan Forum Group Discussion (FGD) bidang personel yang bertemakan “Menuju Desain Proporsional Personel Yang Mampu Menjawab Kebutuhan Organisasi Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI Angkatan Laut” di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (07/12).
Kegiatan FGD dengan Pembicara Wairjenal Laksma TNI F. Sugeng. R., S.AP., M.Trhan. serta Laksda TNI (Purn) Dr. Ir. Sudirman yang membahas tentang ketidakproporsionalan piramida personel, solusi penyatuan ruang jabatan tanpa mengubah status kelas jabatannya serta menjawab kebutuhan organisasi TNI AL yang masih kurang ideal ini, bertujuan untuk penyediaan personel sebagai pengawakan SSAT yang mewakili jiwa militansi yang handal, sehingga perencanaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Maka dari itu pentingnya pembinaan personel, proses penyediaan harus sesuai dengan rencana pembangunan kekuatan dan pengembangan organisasi TNI AL.
Sedangkan dalam hal penggunaan personel, para pembina korps (binkorps) dan pembina profesi (binprof), harus menjadi ujung tombak dalam pembinaan pola karier personel. Setiap personel memiliki kesempatan yang sama dalam berkarier.
Untuk itu, tiap personel TNI AL dapat diarahkan kedalam jabatan struktural maupun fungsional, yang disesuaikan dengan kompetensi dan keahlian atau basic ilmunya, sehingga personel TNI AL mampu untuk berkembang dan dapat digunakan secara proporsional dan profesional. Proses karier personel adalah proses alamiah, dimana pengalaman penugasan dan pendidikan, menjadi dasar kompetensi personel tersebut.
Aspers Kasal menyampaikan bahwa komposisi personel saat ini, perlu di review agar terjadi keseimbangan antara korps pengawak satuan operasi dan satuan pendukung. Namun demikian, utamakan pemenuhan DSP satuan operasi, Lanal, dan Posal yang mempunyai tingkat kerawanan tinggi.
Dalam menciptakan SDM profesional, rancangan kurikulum pendidikan di lembaga pendidikan TNI Angkatan Laut, harus menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis dan kebutuhan organisasi, serta mendorong pembangunan dan pengembangan pendidikan, dengan tetap mengacu pada 10 komponen pendidikan, untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
“Oleh karena itu, restrukturisasi dan penajaman fungsi lembaga pendidikan TNI AL, merupakan hal yang sangat penting, dan perlu mendapatkan prioritas utama, untuk segera dapat diwujudkan, dalam rangka menciptakan organisasi lembaga pendidikan TNI Angkatan Laut yang efektif, efisien, akuntabel”, jelas Aspers Kasal.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh para pejabat personel di seluruh jajaran TNI AL, binkorps dan binprof tersebut juga dilaksanakan sosialisasi dan tutorial Sistem Informasi Personel Terintegrasi (SISFOPERS) TNI AL yang rencananya akan menggantikan Sipers TNI AL yang lama, dimana pengembangan sistem baru ini bertujuan untuk memodernisasi input data personel yang lebih terintegrasi sehingga akan terwujud satu data TNI Angkatan Laut bidang personel.
Kegiatan FGD Bidang Personalia TNI AL ini merupakan implementasi dari penekanan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, dimana TNI AL fokus untuk meningkatkan kesiapan operasional baik alutsista, satuan operasi, diikuti dengan kemampuan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjawab tugas-tugas yang bersifat multi dimensi.(ay)