Jakarta, Koranpelita.com
Rohto Indonesia dibawah naungan PT. Rohto Laboratories Indonesia mengalami pertumbuhan bisnis yang signifikan dalam beberapa tahun ini. Menjawab tantangan tersebut, Rohto Indonesia melakukan ekspansi lini produksi dalam mengantisipasi kebutuhan sarana produksi untuk eye drops dan juga alat kesehatan intra ocular.
Peresmian ekspansi pabrik yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, tersebut dilakukan pada Selasa (21/11/2023). Hadir dalam acara sejumlah perwakilan Rohto yakni Chairman & CEO Rohto – Mentholatum Group Companies Kunio Yamada, President & CEO Mentholatum Company & Executive VP Rohto Japan Masaya Saito, President Director PT. Rohto Laboratories Indonesia Mukdaya Massidy, Kepala BBPOM Bandung I Made Bagus Gerametta, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) KKB Toni Prihantoro, Kepala Dinkes KBB Hernawan Widjajanto, dan sejumlah perwakilan Rohto Indonesia dan Jepang.
Inagurasi ini dilaksanakan dengan beberapa sesi kegiatan, diantaranya berupa upacara peresmian pabrik dan pemotongan pita, hingga tur keliling pabrik. “Pada hari ini, kami dengan bangga meresmikan ekspansi pabrik Rohto Indonesia. Kami yakin, dengan mesin, teknologi, dan penelitian yang canggih, memungkinkan kami untuk mengembangkan berbagai produk inovatif terbaru yang dipercaya dapat memenuhi kebutuhan konsumen tanah air. Investasi bernilai sekitar 10 juta dolar AS ini, menghadirkan teknologi terbaru dan modern dalam upaya menghasilkan produk berkualitas di lini produksi tetes mata dan alat kesehatan,” ujar Mukdaya Massidy, President Director PT. Rohto Laboratories Indonesia.
Sebagai informasi, sebelumnya PT. Rohto Laboratories Indonesia telah melakukan peletakan batu pertama dan memulai proses konstruksi untuk perluasan lini produksi pada bulan Juli 2022 yang lalu. “Saat ini kami fokus untuk memproduksi produk eye drops dan alat kesehatan yang menjadi permintaan terbesar di pasar Indonesia. Sehingga, dalam proses ekspansi ini kami menyediakan secara penuh fasilitas terbaik berupa mesin dan peralatan yang menggunakan teknologi terbaru untuk memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practices,” ungkap Kunio Yamada, The Chairman & CEO Rohto Group – Mentholatum Group Companies.
Rohto Laboratories Indonesia juga menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang secara konsisten dari awal mengalami pertumbuhan dalam pengembangan produksi intraocular. Sehingga, perluasan fasilitas yang ada saat ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan di beberapa negara tujuan ekspor.
“Melalui ekspansi ini, kami juga ingin menunjukkan dedikasi kami dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pelanggan melalui produk-produk Rohto. Dengan melakukan research dan inovasi setiaptahunnya, Rohto akan selalu menciptakan produk terbaik dan bermanfaat yang bisa dicintai masyarakat,” tambah Mukdaya.
Komitmen
Rohto juga berkomitmen untuk terus bergerak maju dan menciptakan gelombang “Kejutan yang membahagiakan” bagi para pelanggan, dengan selalu mengembangkan produk berkualitas tinggi untuk perawatan kesehatan dan kecantikannya. Dengan begitu, Rohto dapat memberikan manfaat lebih bagi konsumen dan berkontribusi untuk masyarakat di Indonesia dan dunia, dalam mewujudkan masa depan yang sehat dan bahagia bagi semua.
Tak hanya produk-produk tersebut, mereka pun memproduksi skin care yang secara pasar di Indonesia sangat ramai di samping produk hair care. Rohto menyebut bahwa kondisi tersebut tak mudah.
Hanya saja, perusahaan asal Jepang itu optimis akan respon positif pasar yang sudah dibuktikan sejauh ini. “Kami memperkuat riset dan kualitas produk, dan ini keunggulan yang tak banyak dimiliki kompetitor,” kata Kunio.
Lebih dari itu, dia pun menegaskan bahwa dengan perluasan pabrik, perseroan ingin fokus untuk memproduksi obat tetes mata dan alat kesehatan yang disebutnya Rohto.
Untuk perluasan pabrik di Cimareme pun, Rohto mengimplementasikannya melalui teknologi restriction access barrier system dengan glove access system sehingga dapat meminimalkan intervensi operator dalam rangka menjamin kualitas produksi.
Khusus lensa tanam katarak, mereka pun tengah terus mengembangkannya. Saat ini, mereka mampu memproduksi hingga 300 ribu pieces pertahun. Apakah jumlah tersebut bisa memenuhi permintaan, yang jelas produk tersebut mampu menjawab kebutuhan hingga 65 persen untuk katarak sendiri, prevalensinya di Indonesia diperkirakan sekitar 2 persen dari jumlah populasi. Kebanyakan penderita, disebut cenderung tak menyadarinya.
Jumlah tindakan operasi tak bisa pula dijadikan patokan atas jumlah penderitanya kaitan itu, Rohto menegaskan bahwa mereka konsisten dalam melakukan inovasi dan pengembangan produk seperti lensa tanam katarak. “Ini untuk mencegah lebih banyak kebutaan karena katarak dan glukoma,” ujar Kunio Yamada. (Vin)