Madinah, Koranpelita.com
Cerah dan ceria tampak dari wajah jamaah haji Kloter 6 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 06).
Sembilan jam penerbangan dari Bandara Cengkareng Jakarta menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, tidak membuatnya lelah.
Menginjakkan kaki di Kota Nabi, Madinatul Munawaroh, terbayang sudah keindahan Masjid Nabawi, payung raksasa dan Raudhah, taman surga. Arbain, sholat fardhu 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi.
Pesawat Garuda Indonesia mendarat mulus di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Jamaah satu persatu jamaah haji keluar bandara dengan membawa tas kabin masing-masing menuju bus yang sudah disiapkan untuk mengantar mereka ke hotel di Madinah.
“Alhamdulillah proses di bandara cepat. Kira-kira lima menit sudah selesai dan bisa menuju bus yang sudah stand by,” kata Fadil (29) ketika dimintai kesannya atas layanan fast track di Bandara AMAA Madinah, Kamis (11/07).
Kesan yang sama disampaikan Maman dan Endang dari Tangerang, serta Rusni dari Jakarta. Mereka menilai prosesnya cepat dan mudah. Setelah seluruh jamaah masuk bus, mereka diantar menuju hotel untuk beristirahat dan menjalani Arbain di Masjid Nabawi.
Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat mengatakan, secara teknis, layanan fast track ini dapat menghemat waktu jamaah setibanya di bandara tujuan, baik AMAA Madinah maupun King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah.
Proses pengecekan dokumen keimigrasian (pre departure clearence), seperti visa dan paspor, sudah dilakukan sejak di Bandara Soetta, Cengkareng.
Imigrasi Arab Saudi telah membuka konter di Bandara Soetta, dan melakukan pengecekan visa sebelum jamaah naik pesawat. Dengan demikian, semua proses keimigrasian sudah selesai sejak masih di Cengkareng.
Di Bandara Madinah misalnya, pergerakan jamaah menjadi lebih cepat. Sejak turun pesawat, jamaah langsung diarahkan ke terminal khusus, Makkah Route, yang didedikasikan untuk jemaah fast track.
“Sangat membantu jemaah. Jamaah tidak ngantri, dan yang penting jamaah sudah dipastikan clear semenjak dari Tanah Air,” ungkap Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat.
Layanan fast track diberlakukan musim haji 1439H/2018M. Layanan ini diberikan kepada jamaah haji Indonesia yang berangkat melalui Bandara Seokarno-Hatta (Soetta), Cengkareng.
Ada dua Embarkasi yang berangkat dari Bandara Soetta, yaitu: Jakarta – Pondok Gede (JKG) dan Jakarta – Bekasi (JKS). Embarkasi JKG mencakup provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Lampung; sedang JKS mencakup seluruh jamaah asal Provinsi Jawa Barat.
Meski hanya dua dari 13 Embarkasi di Indonesia, namun jumlah yang dilayani mencapai 70.000 atau sekitar 30 persen.
Pemberlakuan layanan ini tahun 2018 dinilai positif. Jamaah merasa layanan ini memberi kenyamaan karena beberapa alasan. Proses imigrasi di Bandara Soetta terasa lebih nyaman karena posisinya masih di Tanah Air.
Jamaah masih relatif segar karena belum menjalani proses penerbangan. Sesampainya di Saudi, jamaah bisa segera menuju bus untuk ke hotel dan beristirahat.
Fakta ini mendorong Kementerian Agama untuk melobby Arab Saudi agar pemberlakuan layanan fast track bisa diperluas musim haji 1440H/2019M. Harapannya, layanan ini bisa dinikmati seluruh jamaah haji Indonesia yang berangkat dari 13 Embarkasi. Jika tidak, layanan tersebut agar tidak hanya diberlakukan di Bandara Soetta saja, setidaknya tahun ini ada juga di dua atau tiga bandara lainnya. (djo/mch)