Jakarta, koranpelita.com – Ketua MPR-RI Bambang Susatyo menanggapi serius terjadinya bentrok antara penduduk Pulau Rempang dan aparat keamanan berakhir ricuh, sebagai imbas dari masalah pengembangan kawasan ekonomi baru proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang dan Galang, Batam.
Hingga kini, permasalahan antara Pemerintah dengan masyarakat di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau atau Kepri, masih belum usai, diantaranya belum semua masyarakat yang terdampak rencana proyek Rempang Eco-City sepakat untuk direlokasi dari tempat tinggalnya,” ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Senin (18/9/2023).
Menurutnya, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, meminta aparat Kepolisian untuk tidak melakukan kekerasan dan menggunakan kekuatan berlebih terhadap masyarakat Rempang, tetapi dengan lebih mengedepankan pendekatan humanisme dan bersama pemerintah untuk membuka ruang dialog untuk menciptakan win win solution.
” Pemerintah harus mempertimbangkan rekomendasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia/Komnas HAM, yakni agar rencana pembangunan industri tersebut dilakukan tanpa harus menggusur warga setempat,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, meminta pemerintah dan aparat menyelesaikan seluruh proses penanganan masalah di Pulau Rempang dengan cara yang lembut dan baik, serta tetap memberikan penghargaan kepada masyarakat yang memang sudah secara turun-temurun di sana, yakni sejumlah penawaran, baik hunian sementara, hunian tetap, hingga sertifikat hak milik/SHM.
“Jadi, pemerintah menyosialisasikan secara jelas kepada masyarakat setempat terkait penawaran yang diberikan oleh pemerintah, dan meminta pemerintah juga mendengarkan keluhan dan pendapat masyarakat setempat terkait rencana pemerintah tersebut,” ungkapnya.
Terkait kejadian kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) akibat panasnya cuaca semakin marak. Terbaru, kebakaran melanda TPA Putri Cempo Mojosongo, Solo. Bamsoet meminta, pemprov Jateng agar mempertimbangkan dan menyiapkan TPA cadangan, sebagai upaya antisipasi melonjaknya volume sampah yang tertahan akibat terbakarnya TPA Putri Cempo Mojosongo.
Meski begitu, pihaknya meminta, pemerintah pusat dan daerah untuk menyoroti maraknya kebakaran TPA di sejumlah daerah, disamping melakukan penanganan yang optimal bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Modifikasi Cuaca Guna Mempercepat Pemadaman
” untuk memadamkan titik api harus melalui bantuan water bombing, hingga modifikasi cuaca guna mempercepat proses pemadaman sekaligus mencegah kebakaran lebih meluas hingga ke permukiman warga sekitar lokasi TPA. Pasalnya apabila kebakaran tidak ditangani secara cepat, dampak hingga kerugiannya akan lebih besar,” katanya.
Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah daerah untuk juga menyiapkan dan mengoptimalkan posko kesehatan di lokasi terdampak kebakaran, sebagai salah satu upaya penanganan pemda setempat dalam mengantisipasi adanya warga di sekitar lokasi yang mengalami gangguan kesehatan diantaranya ISPA yang berasal dari asap kebakaran TPA tersebut.
” Yang perlu disosialisasikan pemda memberikan imbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap cuaca panas dan kekeringan yang terjadi saat ini, utamanya berhati-hati dengan percikan api baik yang berasal dari puntung rokok ataupun membakar sampah secara sembarang karena hal tersebut dapat menyebabkan kebakaran yang lebih luas/besar.”
Mengenai kebakaran yang melanda Museum Nasional Indonesia, menurut Bamsoet, kejadian itu harus dijadikan sebuah peringatan dan momen untuk peningkatan perlindungan dan keamanan museum, karena rusak atau terbakarnya museum dapat menghilangkan benda-benda bersejarah dan benda yang memiliki nilai penting bagi bangsa. Respon Ketua MPR RI:
” Meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi/Kemdikbudristek, bersama Kepolisian mengusut dan menginvestigasi penyebab terjadinya kebakaran di museum nasional tersebut secara transparan, dan segera mendata benda-benda bersejarah yang rusak atau hangus akibat kebakaran tersebut dan segera menyusun solusi agar nilai dari benda-benda tersebut, khususnya benda-benda bersejarah murni non-replika tidak serta merta hilang,” ungkapnya
Dari kebakaran ini, pihaknya meminta Kemendikbudristek, mengevaluasi prosedur keamanan dan perlindungan di seluruh museum di Indonesia, serta berupaya meningkatkan keamanan dan perlindungan terhadap museum-museum tersebut.
” Meminta Kemendikbudristek, mendesak seluruh pengelola museum untuk menyusun standard operating procedure/SOP, terkait pengelolaan dan tata museum, sehingga museum memiliki standar yang jelas sesuai ketentuan peraturan yang berlaku guna memastikan keamanan benda-benda bersejarah,” paparnya.
Oleh karena itu, mantan Ketua DPR-RI meminta Kemendikbudristek bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/PUPR, untuk memperbaiki dan membangun kembali Nuseum Nasional yang telah terbakar tersebut, mengingat benda-benda bersejarah juga perlu dilestarikan dan dikenalkan kepada seluruh masyarakat.(sup)