Purbalingga, koranpelita com – Ketua MPR RI sekaligus Pendiri Universitas Perwira Purbalingg (UNPERBA) Bambang Soesatyo mengingatkan, tantangan yang dihadapi dunia pendidikan tinggi dewasa ini begitu kompleks. Pendidikan tinggi masih menjadi barang langka bagi sebagian besar masyarakat.
Dari aspek aksesibilitas, hanya sekitar 12,4 juta jiwa atau 4,5 persen penduduk Indonesia adalah lulusan sarjana (S1). Dari tingkat kelulusan perguruan tinggi, hanya berada pada kisaran 19 persen. Sementara, dari aspek kualitas, perguruan tinggi terbaik di Indonesia pun, ‘hanya’ menempati rangking ke 237 dari 1.500 universitas di dunia, berdasarkan rilis World University Ranking 2023.
“Pendidikan memiliki makna penting sebagai pembentuk masa depan. Kesuksesan masa depan, tidak pernah menjadi sebuah kebetulan. Sebagaimana ungkapan bahwa hari esok adalah milik orang-orang yang mempersiapkannya hari ini. Kesuksesan hanya dapat diwujudkan dengan kerja keras, ketekunan, pembelajaran, dan perjuangan,” ujar Bamsoet dalam Wisuda Sarjana Universitas Perwira Purbalingga (Unperba) di Purbalingga, Kamis (14/9/23).
Dijelaskan Bamsoet, Purbalingga merupakan Daerah Pemilihan Bamsoet. Selain mendirikan kampus UNPERBA di Purbalingga, juga mendirikan PT BAMS pabrik pengolahan hasil pertanian di Banjarnegara yang menyiapkan berbagai cemilan ekspor serta ransum untuk TNI/Polri dan Hotel bintang tiga MEXOLIE di Kebumen.
Bamsoet menjelaskan, meskipun wisuda menandai akhir sebuah jenjang pendidikan, namun wisuda bukanlah akhir dari ‘pembelajaran’. Karena pada hakikatnya, belajar adalah sebuah proses yang terus melekat sepanjang hayat di kandung badan. Pembelajaran akan senantiasa didapatkan di mana saja. Baik dari dari dunia pendidikan, lingkungan sosial dan dari berbagai aspek dan dimensi kehidupan.
“Wisuda adalah pintu gerbang menuju tahap ‘pembelajaran’ selanjutnya, yaitu untuk mengamalkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan mengabdikannya sebagai darma bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Di sisi lain, wisuda adalah juga sebuah batu loncatan yang akan menghantarkan untuk beranjak dari dunia gagasan, pemikiran, dan teori, menuju dunia terapan, realita dan aktualita,” katanya.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Karya Bhakti yang mengelola Unperba ini menuturkan, wisuda sarjana Unperba saat ini merupakan wisuda sarjana pertama di kampus tersebut. Jumlah lulusan yang diwisuda sebanyak 96 orang berasal dari dua fakultas yang terdiri dari lima program studi (prodi). Dari 96 lulusan yang diwisuda, sebanyak 34 sarjana berasal dari prodi manajemen, 20 sarjana dari prodi akuntansi, 29 sarjana dari agribisnis, 47 sarjana dari informatika dan 12 sarjana dari prodi teknik mesin.
Saat ini Unperba memiliki dua fakultas yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Sains dan Teknik. Fakultas Ekonomi dan Bisnis terdiri dari prodi manajemen dan akuntansi. Sedangkan Fakultas Sains dan Teknik terdiri dari prodi agribisnis, informatika, dan prodi teknik mesin. Kedepan Unperba akan melakukan penambahan program studi, diantaranya pembukaan program studi pendidikan bahasa Korea dan ilmu hukum.
“Dalam waktu dekat Unperba juga akan menjalin kerjasama dengan Universitas Yeungnam, Korea Selatan. Penandatanganan nota kesepahaman antara kedua universitas dijadwalkan pada tanggal 20 September di Universitas Yeungnam Korea Selatan. Kemitraan semacam ini tentunya memiliki nilai strategis bagi Unperba, baik dalam pengembangan kapasitas kelembagaan kampus, maupun dalam peningkatan daya saing di tengah kompetisi global,” pungkasnya.
Hadir dalam acara wisuda perdana itu antara lain Ketua Yayasan Perguruan Karya Bhakti Wisnu Bargowo, Pengawas Yayasan Karya Bhakti Sarjono, Rektor Unperba Eming Sudiyana serta sivitas akademika Unperba. Turut hadir pula Wakil Bupati Purbalingga Sudono dan Wakil Ketua DPRD Purbalingga yang juga Ketua DPD Partai Golkar Purbalingga, Ketua DPD Partai Golkar Banjarnegara Agus Junaedi dan Ketua DPD Partai Golkar Kebumen Halimah.(sup)