Semarang,koranpelita.com – Jika santri ingin menjadi pengusaha sukses bidang pangan, maka jiwa wirausaha harus ditanamkan sejak dini. Santri harus terampil berwirasusaha, dapat memenuhi kebutuhan internal dan eksternal pesantren serta memiliki jejaring pasar. Untuk bisa mencapai hal itu diperlukan 3 modal dasar, yakni modal kompetensi manajemen, kepribadian dan dukungan eksternal.
Hal itu diungkapkan dosen Universitas Semarang, Dr. Mulya Virgonita I. W. SPsi, MSi Psikolog dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat hibah dari Direktorat Riset Teknologi Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Kemendikbut Ristek Dikti, tentang ”Penguatan Kemandirian Ekonomi Pangan Pesantren Nurul Furqon Mlagen Rembang melalui Pelatihan dan Pendampingan Produksi Mocaf dan Olahannya” di Aula Ponpes Nurul Furqon, Desa Mlagen, Pamotan Rembang pada 6 September 2023.
Kegiatan yang diikuti 55 santri dari berbagai tingkat pendidikan. Tim PkM terdiri atas Ketua Dr Rohadi MP, anggota Dr. Mulya Virgonita I. W. SPsi, MSi Psikolog, dan Dr Siti Aminah MSi. Sedangkan Tim PkM dibantu dua mahasiswa yakni Imelda Shinta Aprilia dan Deby Alba Mulia Sugi Hartanti.
Dr Mulya mengatakan, seorang santripreneur harus memiliki jiwa kepemimpinan yang mencakup, kemampuan memotivasi, pendelegasian tugas, mengatur karyawan dan membangun komunikasi yang baik dalam organisasi. Kepribadian yang menarik, seperti optimistik, teguh pendirian, kerja keras, gigih dan memiliki keterampilan sosial.
”Namun demikian perlu diperkuat dukungan pihak eksternal,” ujarnya.
Pada kegiatan tersebut, diserahkan beragam jenis mesin dan peralatan produksi, seperti mesin kupas singkong, fermentor, mesin giling chip mocaf, oven, mixer dan peralatan produksi lain. Bantuan diterima Kepala Sekolah Nurul Furqon, Ustad Suudud Tasdiq, mewakili pimpinan pondok.
Ketua PkM, Dr. Rohadi, M.P mengatakan, peserta pelatihan merasa bersyukur memperoleh pengetahuan dan tambahan keterampilan.
”Salah satu indikator sukses PkM adalah terbentuk kelompok usaha bidang pengolahan berbasis mocaf,” ungkapnya. (sup)