Sebanyak 12 grup hadroh dari 12 kapanewon, siap tampil di Festival Hadroh se-kabupaten Kulon Progo pada Sabtu, 29 Juli 2023. Gelaran menarik ini diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Perantau Kulon Progo (Bakor PKP) bekerja sama dengan Komunitas Penggiat Seni Islami Kulon Progo.
Bertepat di Gedung Kesenian Kulon Progo berikut ini nama-nama grup hadroh yang akan tampil.
- Kalibawang, Muhasatul Qolbi
- Lendah, Ar Robithoh
- Sentolo ,Nurul Mujtaba
- Pengasih, EL Salaf
- Panjatan, Al Mabruk
- Wates , Al Fatah
- Kokap, Asyiqol Musthofa
- Kokap, AMMPAS
- Galur, Padang Pasir
- Wates, IPSHKP
- Nanggulan, New Kharisma
- Temon, Tibbil Quluub
Gelaran yang juga diisi oleh Tari Kipas persembahan Sanggar Sripanglaras ini, menjadi bagian dari rangkaian perayaan Tahun Baru Hijriah 1445. “Festival ini penting untuk meningkatkan kualitas seniman hadroh, yang di Kulon Progo tersebar di semua kapanewon,” kata Kiai Nurkholis yang menjdi Ketua Panitia Festival Hadroh.
Perhelatan yang diselenggarakan oleh Bakor PKP ini, didukung banyak pihak, termasuk Pemkab Kulon Progo. Sementara itu, sponsor utama kegiatan ini adalah Sedulur NKS. Ditopang oleh Roemah Cerdas Sahabat Akademika Indonesia, KPDJ, Kopi Thiwul 87 Cafe & Resto, Ayam Goreng Bu Hartin, Bank BPD DIY, Bank BPD Cabang Wates, Airku, serta PT Sari Boemi Sriwedari.
Sementara itu, sponsor pendukung lainnya antara lain, Deltaploter, Putra Adikarta Entertainment, Gudeng Mbah Darmo, Sahabat Ngopi, Ali Monsa Grup, serta Kabarno Grup.
Meski berasal dari tradisi Timur Tengah, hadroh berkembang sangat baik di tanah Jawa. Itu terjadi, sejak musik padang pasir ini masuk ke Indonesia lewat para ulama Yaman, terutama Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi.
Hadroh semakin diterima masyarakat Jawa setelah era Kanjeng Sunan Kalijaga, yang menggarap kesenian menjadi lebih terasa Jawa. Mulai dari alat musik hingga lagu yang dibawakan, disesuaikan dengan selera musik masyarakat tradisional Jawa.
“Tujuan festival ini adalah upaya melestarikan serta memperkenalkan kesenian tradisional Islami yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Juga, menjadi media dakwah, dengan hadroh kita bisa mensyiarkan agama Islam melalui kesenian, “ jelas Kiai Nurkholis.
Lebih lanjut pak kiai menerangkan, festival ini dimaknai pula sebagai wadah untuk saling bersilaturahmi dan mempererat tali antar umat.(kib)