Jakarta, Koranpelita.com
Dr. Sugiri Syarief, MPA meninggal dunia di Rumah Sakit Ludiro Husodo Yogyakarta setelah disemayamkan di rumah duka Jl Kemang, Pondok Gede, Bekasi disholatkan di Masjid AZ Zuriat BKKBN Pusat dan dimakamkan di Pemakaman Al Azhar, Karawang.
Sugiri Syarief kelahiran Pringsewu, Lampung 2 Agustus 1952. Masuk Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) lulus tahun 1979.
Setamat UGM menjadi Kepala Puskesmas Kurotidur, Bengkulu pada tahun 1979-1981. Sejak tahun 2006, Sugiri menjabat sebagai kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Master of Public Administration (MPA) diselesaikan tahun 1985 dengan Majoring di Population Policy dari University of Southern California Los Angeles Amerika Serikat. Gelar Doktor diperoleh tahun 2009 dari Universitas Pajajaran, Bandung.
itu pernah menjabat sebagai Sekertaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2004-2006.
Forum nasional dan internasional diikuti, diantaranya Harm Reduction Training di Sydney (1998), Latihan insersi IUD di Beijing (1999), HRD Visiting Training di ICAC Hongkong (2006) dan lain-lain.
Suguri menikah dengan Nuri Astralina Mardiani. Dari keduanya dikaruniai dua putri Befridesi Upastri (1982) dan Elvena Prihastri (1983).
Kebijakan saat memimpin BKKBN didasari pengalaman lapangan yang cukup. Dalam pandangannya
Keluarga Berencana di Indonesia agak berbeda dengan apa yang selama ini dikenal di dunia internasional. Istilah Family Planning memang terjemahannya adalah keluarga berencana, tetapi pelaksanaannya hanya dalam rangka untuk mengatur kelahiran atau membatasi kelahiran (birth control). Keluarga Berencana di Indonesia hakikatnya adalah merencanakan keluarga. Oleh sebab itu kita harus mempunyai ilmu untuk merencanakan keluarga ini.
Keluarga Berencana untuk mewujudkan kesejahteraan, ikut program KB harapannya seriap keluarga menjadi lebih sejahtera. Strateginya memberdayakan keluarga prasejahtera menjadi sejahtera satu, sejahtera dua dan sejahtera tiga plus.
Sementara alat kontrasepsi tidak sama persis dengan dengan KB, karena itu hanya alat bukan esensinya. Alat kontrasepsi sama saja dengan cangkul, pisau; ada pisau besar, pisau tajam, pisau tumpul. Itu sekedar alat yang bisa di pakai untuk merencanakan keluarga dengan baik.
Keluarga berencana dimulai ketika seseorang mulai memasuki kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu, di dalam program KB kemudian kita munculkan persiapan kehidupan untuk keluarga mulai sejak remaja. Hal ini dimaksudkan ketika remaja memasuki kehidupan keluarga, mereka mempunyai bekal, dan harus direncanakan dengan baik. Kalau dia ingin membangun keluarga yang baik dan anak-anak berkualitas harus dipersiapkan dengan matang, tidak bisa hanya berdasarkan asusmsi bahwa anak adalah urusan Tuhan. Memang Tuhan memberikan kita anak, tetapi bagaimana membuat anak yang berkualitas adalah urusan manusia.
BKKBN mulai mengajarkan tentang kehidupan keluarga pada level yang paling rendah yaitu kepada remaja. Kita mengajarkan kepada mereka bagaimana mempersiapkan sebuah keluarga. Kalau ingin membentuk keluarga maka semua fungsi pendukung harus dijalankan, seperti fungsi ekonomi, baik yang diperankan oleh ayah atau ibu. Sebagai contoh,bagaimana agar ekonomi keluarga terpenuhi. Fungsi yang lain adalah perlindungan, di mana rumah atau keluarga menjadi tempat pelindung bagi anggota keluarga sehingga anak-anak tidak berlindung ke tempat orang lain. Kalau anak-anak berlindung ke tempat orang lain, tentu ada efek sampingnya misalnya terjerat narkoba, atau kejahatan lainnya.
Menjadi orang tua tidak hanya sekedar jalan, ada hal-hal yang harus di persiapkan untuk membangun kehidupan keluarga. Begitu seseorang memikirkan untuk berkeluarga dan ingin mempunyai anak, dia harus berpikir punya anak berapa? satu, dua atau terserah saja pada Tuhan. (djo)