Balikpapan, Koranpelita.com
Di era digital saat ini, perpustakaan tetap memiliki peran yang tidak tergantikan sebagai sumber informasi yang terpercaya, juga sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam meningkatkan kompetensinya.
“Peningkatan kompetensi masyarakat akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Balikpapan,” ujar Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud pada kegiatan pengukuhan Bunda Literasi dan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kota Balikpapan, Senin, (19/6/2023).
Sebagai kepala daerah, Rahmad juga berkomitmen terhadap peningkatan literasi masyarakat, antara lain dengan mendukung upaya dalam menyediakan sumber daya dan program-program yang inovatif guna meningkatkan minat baca masyarakat, terutama kalangan milenial dengan menjalin kemitraan berbagai pihak untuk menciptakan program literasi yang lebih luas.
“Mari berkolaborasi dan bersinergi saling mendukung. Saya yakin dengan kerja sama yang kuat, kita dapat mencapai tujuan bersama dalam menciptakan masyarakat literat, tambah Rahmad,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, keberadaan bunda literasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan indeks literasi Kota Balikpapan yang perlu dukungan semua pihak. Mereka berandil besar membentuk pondasi pendidikan anak-anak berkarakter sehingga tercipta generasi muda yang tangguh dan kreatif.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando
Membentuk masyarakat yang berpengetahuan
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menambahkan bahwa masyarakat dengan literasi tinggi secara masif akan membentuk masyarakat yang berpengetahuan (learning society).
Mereka mampu memahami dinamika lingkungannya dengan baik dan memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan efesien sebagai upaya meningkatkan keekonomian dan kesejahteraan hidupnya.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK, yakni sebesar 9,42% atau sekitar 13 juta orang. Jumlah ini yang tertinggi dibandingkan lulusan SMA sebesar 8,57% dan SMP sebesar 5,95% dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang mencapai 143,72 juta orang.
Menurut Syarif, hal itu diakibatkan oleh kurikulum SMK yang masih belum sesuai dengan Dunia Usaha dan Usaha Industri (DUDI) karena pembelajaran yang diberikan hanya berbasis pada aspek teoritik dan belum menyesuaikan kebutuhan revolusi industri 4.0, dimana seharusnya lulusan SMK sudah siap kerja dan terserap oleh dunia kerja atau industri.
“Kondisi yang tidak link dan match dengan DUDI harus segera diatasi. Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) membuat perpustakaan bertransformasi menjadi tempat masyarakat mendapatkan pendampingan dan pelatihan keterampilan berbasis bahan bacaan ilmu terapan untuk menghasilkan barang/jasa yang berkualitas,” ungkapnya.
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar mengungkapkan bahwa RPJMN 2020-2024 menetapkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas utama. Keadaan tersebut menjadikan penguatan budaya literasi menjadi salah satu prioritas nasional.
“Sebuah negara maju berbasis pada knowledge. Maka itu, pengetahuan harus diinternalisasi melalui ruang-ruang terbuka, salah satunya perpustakaan. Dengan paradigma baru, perpustakaan menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk belajar kontekstual dalam upaya meningkatkan keterampilan hidupnya,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Syaifudian menyampaikan kolaborasi yang telah dibangun dengan banyak pihak, seperti masyarakat, komunitas ibu-ibu PKK, dan para duta baca, diharapkan Kota Balikpapan menjadi yang terdepan dalam peningkatan literasi masyarakat.
“Budaya membaca merupakan aktivitas sepanjang hayat, maka dibutuhkan peran orang tua, terutama ibu dalam praktiknya.Kita ajak anak-anak untuk memahami isinya lalu menuangkan ide yang mereka pikirkan berdasarkan pemahaman mereka. Itulah esensinya,” terangnya.
Bunda Literasi Kota Balikpapan Nurlena Rahmad Mas’ud secara khusus telah merancang program Gerakan Gemar Membaca dengan menggerakkan Tim Penggerak PKK kecamatan hingga kelurahan. “Gerakan ini membentuk dan memberdayakan komunitas masyarakat pelopor gemar membaca, serta melibatkan kerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat,” urai Nurlena.
Selain pengukuhan Bunda Literasi dan PILM, kegiatan ini juga dirangkaian dengan pengukuhan enam Pelopor Gemar Membaca (Pembaca) yang berasal dari enam kecamatan di Kota Balikpapan. (Vin)