Jakarta, Koranpelita.com
Suksesnya uji coba inovasi budidaya padi apung yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapat apresiasi Direktorat Jendral (Dirjen) Tanaman Pangan Republik Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dirjen Tanaman Pangan Republik Indonesia, Ir. Bambang Pamuji, ketika menyambut kedatangan kunjungan kerja Komisi II DPRD Provinsi Kalsel bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel.
Dalam audiensi yang dilaksanakan di gedung Dirjen Tanaman Pangan Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Senin, (22/5/2023) pagi itu, Bambang Pamuji mengatakan, inovasi padi apung merupakan hal baru.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel, Imam Suprastowo, menjelaskan bahwa inovasi padi apung ini merupakan upaya pemerintah untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi lahan rawa yang terendam.
“Saya kira, padi apung ini merupakan solusi dari permasalahan di Kalsel. Sebab, kondisi lahan pertanian semakin berkurang akibat bencana banjir yang beberapa kali melanda banua. Oleh sebab itu, harus dikembangkan secara berkelanjutan,” sebut Imam Supastowo.
Politisi senior PDI Perjuangan tersebut berharap, dengan memperkenalkan inovasi padi apung ini ke Dirjen Tanaman Pangan Republik Indonesia, Kalsel mendapatkan support oleh pusat untuk pengembangan ke depan.
“Kalsel sejauh ini merupakan salah satu provinsi penyangga pangan di Kalimantan. Sebab, dibanding provinsi lainnya, Kalsel ini merupakan daerah yang selalu surplus dalam hal panen padi. Makanya, sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) ke depan, inovasi ini sangat potensial untuk dikembangkan,” kata Imam Suprastowo.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalsel, M. Syaripuddin, yang turut mendampingi Komisi II, berharap inovasi ini berharap adanya sinergi dari kementerian dalam rangka mendukung pengembangan sehingga dapat berkelanjutan dan tidak terhenti di tengah jalan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman, juga memaparkan potensi dari inovasi padi apung ini.
Menurutnya, selain solusi, hal ini juga merupakan suatu peluang. Betapa tidak, ia mengatakan jika inovasi ini dikembangkan, maka panen tidak lagi bergantung dengan musim.
Dari uji coba di sejumlah kabupaten di Kalsel, Syamsir Rahman mengatakan bahwa per satu hektare, padi apung ini mampu menghasilkan sekitar 7 ton padi.
Ia juga mengklaim bahwa metode ini cocok untuk segala varietas padi. Bahkan, alatnya terbilang simpel, hanya dengan styrofoam dan pot plastik, dan dapat digunakan hingga 10 kali panen.
Karenanya, Syamsir Rahman berharap pihak kementerian dapat ikut serta mendukung pengembangan ini. Ia juga mengaku bahwa pihaknya sudah bersurat kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia berkaitan dengan hal ini.
Menanggapi hal tersebut, Bambang Pamuji mengatakan bahwa hal ini merupakan semangat baru untuk masyarakat Kalsel untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Ia berharap surat yang dilayangkan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel segera didisposisi ke Dirjen Tanaman Pangan, sehingga dapat ditindaklanjuti sesuai prosedur.(pk