Ondong Siau, Koranpelita.com
Dari 47 pulau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), saat ini baru ada 10 pulau yang dihuni. Kondisi ini menuntut pemerintah daerah setempat untuk memfasilitasi masyarakatnya dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam meningkatkan literasi.
Kehadiran Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut, sekaligus sebagai bentuk perwujudan program Presiden Joko Widodo untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Kepulauan Sitaro, Evangelian Sasingen usai meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro bersama Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, Kamis (11/5/2023).
Lebih lanjut, Evangelian mengungkapkan bahwa keberadaan internet memang membawa kemudahan untuk mengakses bahan bacaan, akan tetapi hal itu tidak akan membentuk kepribadian seseorang terutama anak.
“Orang yang pintar namun tidak bersosialisasi dengan orang lain, akan menyimpan sendiri ilmu yang dimiliki. Tetapi ketika dia bersosialisasi dan membagikan ilmu kepada teman-temannya berarti dia sedang mengembangkan apa yang ada pada dirinya. Itu yang paling penting,” ungkapnya.
Evangelian juga mewajibkan anak-anak sekolah untuk berkunjung ke perpustakaan. Dengan demikian, mereka tidak hanya belajar di sekolah tetapi juga di perpustakaan untuk membentuk kebersamaan dan dapat saling berbagi pengetahuan.
Selain itu, dia juga membentuk sebuah program yang mewajibkan seluruh pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro untuk membawa satu buku bacaan usai melakukan perjalanan dinas luar dan memberikannya ke perpustakaan sebagai aset.
“Program ini mewajibkan setiap yang keluar daerah untuk membawa pulang buku sebagai oleh-oleh. Kelak buku-buku tersebut dapat membawa manfaat dan dipelajari oleh siapa saja yang berkunjung ke perpustakaan,” jelasnya.
Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro dibangun dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2021 Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan senilai Rp 10 miliar.
Kepala Perpusnas pun sependapat karena sejalan dengan filosofi pendidikan yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program tersebut memiliki arti dalam memberikan ruang kepada perpustakaan untuk dapat memberikan pembelajaran jauh lebih luas daripada hanya di ruang kelas.
“Ini sebuah tantangan yang kita hadapi untuk bagaimana memfasilitasi masyarakat dengan bahan bacaan di perpustakaan sebagai ruang belajar terbuka,” ucapnya. Peresmian gedung ini dirangkaikan dengan Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk Kesejahteraan.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar menyampaikan peresmian gedung layanan perpustakaan daerah tersebut merupakan upaya pemerintah dalam membangun aksesibilitas layanan perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tentang informasi dan ilmu pengetahuan.
“Kemampuan seseorang akan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi syarat utama agar seluruh transformasi kehidupan masyarakat bisa menjadi lebih baik, untuk itu gedung fisik perpustakaan tetap dibutuhkan,” terangnya.
Pegiat Literasi, Eka Chandra Kahiking memaparkan kegiatan yang telah dilakukan dengan rekan-rekannya di komunitas maupun rekan-rekan guru tempatnya bekerja. Selaku Kepala SMP N 3 Siau Timur, dia menemukan permasalahan yang terjadi diantaranya rendahnya minat baca, perpustakaan tidak menjadi tempat literasi, perpustakaan rusak, fasilitas baca tidak mendukung, dan terjadi stagnasi gerakan literasi di sekolah.
“Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu melibatkan ekosistem pendidikan mulai dari orang tua, komite, tokoh masyarakat dan lainnya. Kita ajak untuk berdiskusi untuk mencari solusi dari masalah yang kita hadapi,” kisahnya.
Menurutnya, seluruh orang tua harus diyakinkan bahwa literasi penting dan menjadi pondasi hidup suatu bangsa. Hasil dari diskusi itu menghasilkan taman literasi yang dibangun di halaman SMP N 3 Siau Timur.
“Taman literasinya sekarang sudah dimanfaatkan oleh teman-teman guru. Ruang literasi ini telah menciptakan lingkungan kaya teks, tercipta ruang yang nyaman untuk belajar, terjadi peningkatan minat baca, mereka mulai menyadari pentingnya membaca, memahami buku adalah teman yang baik, dan ada peningkatan kemampuan berkomunikasi,” paparnya.
Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Arsipan Nani, menekankan bahwa membangun infrastruktur harus sejalan dengan membangun SDM. Perpustakaan tidak hanya simbol sebagai tempat untuk membaca buku, melainkan telah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis iklusi sosial.
“Kehadiran perpustakaan sudah lebih mengarah pada upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Dia menerangkan sejumlah kelompok binaan dan hasil usaha program Tranformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) di Sulawesi Utara, antara lain Perpustakaan Desa Lehi Kabupaten Kepulauan Sitaro (kerajinan tangan dari kerang dan manisan pala), Perpustakaan Desa Koha Kabupaten Minahasa (rangkaian bunga dari tas plastik), Perpustakaan Daerah Kabupaten Sangihe (pembentukan kelompok sanggar seni), Perpustakaan Desa Popodu Kabupaten Bolsel (pembuatan minyak goreng), Perpustakaan Daerah Kota Kotamobagu (kerajinan tangan produk kabela mini), dan sebagainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Dolly Polimpung mengatakan literasi tidak hanya terdapat pada bidang tugas perpustakaan, tetapi juga mencakup kepada seluruh aspek kehidupan untuk meraih kesuksesan.
Program TPBIS baginya menegaskan bahwa perpustakaan tidak lagi hanya berfungsi sebagai ruang membaca, namun juga mengimplementasikannya hingga menghasilkan produk barang dan jasa yang kelak mampu meningkatkan taraf hidup.
“Perpusnas telah memberikan motivasi bagi kita kabupaten kota karena baik melalui program TPBIS maupun literasi sangat memiliki manfaat untuk pengembangan pariwisata ke depan,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Perpusnas juga secara simbolis menyerahkan 2 unit mobil perpustakaan keliling untuk Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Minahasa Selatan. (Vin)