Sorong, koranpelita.com
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sorong berkomitmen untuk membumikan literasi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Literasi menjadi faktor esensial dalam upaya membangun masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter.
Pemkab Sorong memiliki tiga upaya dalam meningkatkan literasi. Pertama membangun rumah literasi, Pj Bupati Sorong, Yan Piet Moso mengatakan, angka buta huruf di Kabupaten Sorong masih tinggi. Untuk itu, perlu adanya dukungan dan kebijakan anggaran melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
“Kita bangun rumah literasi yang dibangun di kampus atau di alun-alun. Tentunya komitmen ini harus dikolaborasikan dan sinergi dengan berbagai pihak stakeholder, baik dari akademisi, pegiat literasi,” katanya dalam Festival Literasi Kabupaten Sorong yang diselenggarakan di Ball Room Aimas Convention Center, pada Senin, (8/5/2023).
Kedua, melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam mendukung program literasi. Kerja sama yang nyata dengan berbagai pihak, salah satunya bunda literasi.
Ketiga, mengubah dan membangun mindset baru yang positif dalam memandang literasi.”Dalam menyusun strategi dan membumikan literasi itu harus secara holistik dan tematik, penting sekali membangun dan mengubah mindset generasi milenial terhadap literasi,” jelasnya.
Predikat Terinovatif
Pj Bupati Sorong menambahkan, Kabupaten Sorong berhasil meraih Predikat Terinovatif juara 3 kategori daerah tertinggal dalam penilaian Innovative Government Award (IGA) 2022 atas inovasi Taman Baca Gesit Asyik dan Inovasi (TABAGASI).
“Inovasi ini banyak peminatnya, sampai hari ini sudah kurang lebih 3.000 peminat yang sudah masuk melalui online maupun offline. Saya berharap ini kedepannya dapat dikembakan di dalam sebuah sistem,” imbuhnya.
Dalam upaya membumikan literasi di Kabupaten Sorong, Pemerintah Pusat melalui Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memberikan dukungannya melalui pemberian bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan subbidang perpustakaan.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando memaparkan, Kabupaten Sorong telah mendapatkan DAK sebesar Rp 10 miliar untuk pembangunan gedung layanan perpustakaan, ditambah lagi sebesar Rp 1 miliar untuk TIK, mebeler dan koleksi. Selain itu juga telah diserahkan satu unit Mobil Perpustakaan Keliling (MPK).
“Ini sebagai afirmasi dan perhatian pemerintah pusat untuk mewujudkan program Presiden Joko Widodo tentang peningkatan kuaitas SDM. Tentu kami sangat selektif untuk memilih daerah-daerah yang akan mendapatkan bantuan,” jelasnya.
Tak hanya di Kabupaten Sorong, Kepala Perpusnas mengatakan, pembangunan gedung perpustakaan juga telah dibangun di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Jayapura.
“Perhatian pemerintah pusat untuk masyarakat di Papua luar biasa tetapi memang diperlukan komitmen bersama, baik itu pemerintah, tokoh masyarakat, maupun akademisi,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perpusnas menerima dua buku karya Pj Bupati Sorong, dengan judul Rahasia di balik Maklumat dan Nubuatan Profentik Bagi Orang Teofani Suku A3 dan Anu Beta Tubat Gotong Royong Sejati Orang Maybrat.
Pada kesempatan yang sama, Pj Bupati Sorong, Yan Piet Moso mengukuhkan Dr (Can) Anace Mosso sebagai Bunda Literasi Kabupaten Sorong. Pj Bupati juga mengukuhkan 30 Bunda Literasi Distrik se Kabupaten Sorong.
Bunda Literasi Kabupaten Sorong Dr (Can) Anace Mosso mengatakan, keberadaan bunda literasi berperan sebagai sosok inspiratif bagi masyarakat dalam peningkatan pembudayaan kegemaran membaca.
Dikatakan, ada berbagai program yang akan dilakukan oleh bunda literasi. Diantaranya, mendirikan pojok baca di setiap distrik, kampanye baca nyaring, dan mendongeng. “Kegiatan ini sebagai langkah bunda literasi untuk meningkatkan literasi masyarakat Sorong,” katanya.
Pada festival literasi Kabupaten Sorong juga dimeriahkan dengan pameran literasi yang diikuti sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Sorong. Tiap stand pameran literasi menyelenggarakan berbagai kegiatan.
Salah satunya, stand pameran literasi SMA N 5 Kabupaten Sorong, siswa sekolah diminta menulis ulang cerita kearifan lokal berdasarkan dongeng yang dibacakan. Selain itu, ada pula lomba menulis, kegiatan membuat tempat pensil dari stik es krim, hiasan dari bola dan batok kelapa. (Vin)