Rokan Hulu, Koranpelita.com
Potensi sumber daya alam di Indonesia jika dikelola dengan tepat akan menghasilkan devisa yang besar. Banyak bahan baku diekspor lalu diolah menjadi bahan jadi kemudian dijual lagi di masyarakat membuktikan SDM Indonesia belum cukup mampu mengolah kekayaan alamnya. Salah satu yang perlu digenjot untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan literasi.
Ambil contoh, pohon kelapa yang memiliki potensi devisa besar malah diekspor ke luar negeri untuk diolah menjadi briket, matras, santan, hingga furnitur. Indonesia hanya mendapatkan puluhan triliun dibanding negara yang mampu memproduksinya sampai bernilai devisa ratusan triliun.
“Jadi, jangan menyepelekan literasi,” ujar Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando pasca meresmikan gedung perpustakaan daerah Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Kamis, (16/3/2023).
Literasi diperoleh ketika kita mampu menguasai ilmu pengetahuan tertentu. Ilmu pengetahuan tidak dapat ditawar lagi karena dapat mengantarkan sebuah bangsa menjadi maju.
Untuk itu, Syarif Bando mengajak seluruh kepala daerah menggagas gerakan literasi, seperti menulis potensi ekonominya, termasuk di Kabupaten Rokan Hulu agar para generasi muda mengerti akan potensi sumber daya alam daerahnya.
Perpustakaan sendiri melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) telah mampu mengangkat kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
TPBIS memberikan peran kepada perpustakaan untuk memberdayakan masyarakat dengan cara mencetak pelaku penggerak ekonomi daerah sehingga mampu memberikan kesejahteraan.
“Masyarakat petani, nelayan, hingga ibu-ibu rumah tangga diajak belajar dengan buku disertai pendampingan untuk mampu menghasilkan suatu jenis produk baru layak jual,” jelas Pustakawan Utama Perpusnas Sri Sumekar.
Manfaat besar dari program TPBIS mendapat dukungan Kepala Perpustakaan UIN Sultan Syarif Qasim Riau, Muhammad Tawwaf.
“Perpustakaan turut andil mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui transfer pengetahuan oleh para pustakawan maupun pengelola perpustakaan,” imbuhnya.
Senada dengan Tawwaf, Rektor Universitas Pasir Pengaraian, Hardianto, menambahkan dalam upaya meningkatkan literasi, akademisi memiliki tiga hal yang harus dilakukan, diantaranya ikut berpartisipasi dalam gerakan literasi nasional, yakni dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang menarik, menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Berdiri diatas lahan seluas 10.800 meter persegi, Bupati Rokan Hulu, Sukiman, berharap keberadaan perpustakaan umum daerah dapat membangun masyarakat yang kreatif, inovatif, dan berkualitas.
Namun, Bupati mengharapkan dukungan yang diberikan tidak berhenti pada pembangunan gedung perpustakaan senilai Rp10 miliar dari pos Dana Alokasi Khusus (DAK). Ia meminta Perpusnas melakukan penguatan bahan bacaan sehingga mampu mencetak SDM Rokan Hulu yang cerdas, maju, dan berakhlak.
“Kami masih membutuhkan buku-buku dari Perpusnas dan dinas lain yang ada di Kabupaten Rokan Hulu agar koleksinya lengkap,” ucapnya.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Rokan Hulu pada tahun lalu mendapatkan Predikat Satu Terbaik Pelaksanaan DAK Fisik Subbidang Perpustakaan Daerah 2022 yang diserahkan pada penyelenggaraan Rakornas Bidang Perpustakaan 2023 di Jakarta. (Vin)