Bandung, Koranpelita.com
Deputi Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengajak camat di daerah perbatasan dan aparatur Pos Lintas Batas Negara (PLBN) mengikuti pelatihan intelijen.
Deputi bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan BNPP Jeffry Apoly Rahawarin menjelaskan pelatihan intelijen bagi camat perbatasan dan aparatur PLBN ini sebagai upaya kewaspadaan dini di pintu terdepan NKRI.
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan menyatakan agar perbatasan RI menjadi sebagai beranda terdepan.
Beranda terdepan dimaksudkan bukan sekadar bangunan PLBN yang megah, tetapi juga sumber daya manusia yang baik.
“SDM yang baik salah satunya adalah penyiapan intelijen di dalamnya. Karena banyaknya permasalahan-permasalahan di perbatasan sehingga perlu dibekali terkait dasar intelijen,” ujar Jeffry di acara yang digelar di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (27/2/2023).
Jeffry menambahkan daerah perbatasan rawan akan tindak kejahatan. Mulai dari penyelundupan barang dan orang, perdagangan orang dan narkoba.
Belum lagi masalah disintegrasi bangsa yang sengaja dihembuskan pihak luar, konflik horizontal di daerah perbatasan negara, aksi separatis dan terorisme hingga masuknya ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Untuk itu perlu pembekalan intelijen bagi aparatur di perbatasan negara. Apalagi tujuan dari kegiatan intelijen ini adalah mencari dan memberikan informasi untuk mencegah permasalahan tersebut terjadi, khususnya di kawasan perbatasan negara.
Mantan Pangkogabwilhan III ini menjelaskan saat bertugas di TNI, setiap prajurit memiliki peran sebagai pengumpul keterangan.
Diharapkan para camat perbatasan dan aparatur di PLBN dan BNPP bisa menjadi ASN yang mengumpulkan informasi untuk dilaporkan ke pimpinan.
“Jadi kita tidak hanya mendengar informasi satu atau dua orang. Semakin banyak informasi, semakin banyak pengayaan terhadap informasi yang diolah, selanjutnya kita serahkan kepada pimpinan untuk menilai informasi tersebut,” ujar Jeffry.
Adapun pelatihan intelijen camat perbatasan dan aparatur PLBN ini merupakan bagian dari kegiatan yang digelar Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan.
Para pengajar dan materi kegiatan peningkatan kapasitas aparatur pusat dan daerah di bidang intelijen dan kewaspadaan dini tahun 2023 berasal dari Pusat Pendidikan Intelijen Kepolisian Republik Indonesia.
Kegiatan yang diikuti 200 peserta dari aparatur Kesbangpol, aparatur lingkup Kemendagri, camat perbatasan, aparatur PLBN dan BNPP ini tidak hanya mendapat materi pembelajaran di kelas tapi juga praktik lapangan.
Kegiatan yang dibuka oleh Direktur Kewaspadaan Nasional Kemendagri, Sri Handoko Taruna ini berlangsung mulai 26 Februari sampai 5 Maret 2023. (Vin)