Semarang, Koranpelita.com
Mbah Asrori umurnya 97 tahun, sangat sepuh. Lahir 1922, melintasi sejarah panjang. Bagi Mbah Asrori, hiruk pikuk kehidupan tidak mengurangi semangatnya untuk berbagi.
Mbah Asrori tetap sehat Afiat, mata dan telinga normal sampai tua. Juga tidak ada keluhan anggota badan lainnya.
Tidak ada makanan pantangan. Kesukaannya tengkleng dan sate kambing. Tengkleng sejenis makanan berkuah dari kepala kambing, khas Surakarta.
Mbah Asrori memiliki kebiasaan yang dilakukan terus menerus sepanjang hayatnya yakni bersedekah, sejak 30 tahun lalu Mbah setiap Jumat menyediakan minimal 70 nasi bungkus untuk kaum dhuafa di sekitarnya tempat asal Semarang, Jawa Tengah.
Setiap Jum’at beliau membagikan nasi kuning komplit dengan lauk-pauk kepada tukang becak, pemulung, atau siapapun yang membutuhkan makan minimal 70 bungkus.
Tetangga Mbah Asrori, Fajar Ali Imron Rosyid bercerita untuk bersedekah, kakek menyisihkan sebagian dari penghasilannya.
Mbah Asrori menunaikan ibadah haji enam tahun lalu. Padahal jika dihitung penghasilan Mbah Asrori tidak cukup untuk pergi ke Tanah Suci. Allah memampukan beliau.
Mbah Asrori memiliki kebiasaan mengayuh sepeda ke manapun pergi. Selain radio kecil untuk mendengarkan saluran radio Masjid Agung Semarang.
Rasulullah bersabda, barangsiapa senang bersedekah dan silaturahim maka Allah akan panjangkan umurnya dengan barokah rejeki tiada disangka-sangka.