Tanah Bumbu, Koranpelita.com
Sebanyak 75 persen penduduk di Desa Api-Api, Kusan Tengah, Tanah Bumbu, berprofesi sebagai petani. Sayang, puluhan hektare lahan persawahan saat ini tak tergarap dengan baik (tidur). Apabila dibiarkan, maka inflasi beras lokal bakal meluas.
Menyikapi itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Muhammad Yani Helmi, saat menyerap aspirasi sejumlah warga di Kecamatan Kusan Hilir dan Tengah, Minggu (5/2) sore, menyebutkan, dari hasil rilis resmi data Badan Pusat Statistik (BPS) daerah Kalsel yang mengalami inflasi beras selain Tanjung (KabupatenTabalong) adalah Kotabaru.
“Di Banjarmasin saja, saya sebutkan mayang itu tembus Rp16 ribu. Bahkan, pedagang berani menaikan harga hingga Rp18 ribu. Sehingga, perlu keseriusan Dinas Pertanian untuk melakukan pengendalian ini,” ungkap legislatif dari Dapil VI Tanbu dan Kotabaru.
Ia juga mendorong agar sektor pertanian di Tanah Bumbu terutama wilayah penghasil beras yakni Kecamatan Kusan Hilir dan Tengah, dapat terus mempertahankan. Mengingat, saat ini harga beras dibeberapa daerah mengalami kenaikan secara drastis.
“Maka dari itu, beras lokal harus tetap menjadi yang utama. Agar impor beras tidak terjadi, karena bagaimana pun beras Banjar (lokal) tetap nomor satu serta enak dikonsumsi,” papar Paman Yani sapaan akrabnya.
Selain itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel membidangi ekonomi dan keuangan ini menambahkan, wilayah yang sektor mata pencaharian utamanya dari hasil bertani di Tanah Bumbu juga terdapat di Desa Pakatellu.
“Apabila ada yang menginginkan adanya jalan usaha tani dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sesuai dengan keuangan daerah. Tentu, ini harus didukung karena kita telah dipilih dari rakyat untuk rakyat,” beber politisi dari partai Golkar.
Tercatat desa seperti Api-Api dan Pakatellu diketahui memang mayoritas petani. Akan tetapi, 25 persen masih memilih untuk berkebun dan 5 persennya lagi adalah nelayan.
“Makanya, apabila akan ada lagi Musrenbang. Saya harap bisa dilibatkan agar aspirasi yang disampaikan bisa terealisasi. Karena, sektor pertanian seperti beras itu sangat penting. Tentu ini juga merupakan langkah agar inflasi tidak terjadi serta harus bisa dikendalikan termasuk komoditi lainnya,” ucapnya.
Soal lahan tidur, dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui dinas pertanian bisa memberikan perhatian atas dampak ini. Pasalnya, sektor pertanian sangat penting bagi keberlangsungan hidup.
“Harusnya diperhatikan, karena ini kewenangan Pemkab Tanbu. Maka dari itu Kades juga ikut menyuarakan dan tentu saya juga ikut mendorong agar lahan persawahan yang puluhan hektar tertidur bisa dibangkitkan lagi. Sebenarnya tidak untuk kita tetapi sebagai masa depan semuanya,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Desa Api-Api, Husnul Huluki, menuturkan, pihaknya terus berbenah dan mencari cara agar komoditi beras di wilayahnya tetap surplus.
“Malah berharap komoditi yang kami tanam ke depan tak hanya bisa dijual di pasar tradisional melainkan dapat diperdagangkan di retail modern. Jangan hanya beras luar saja tetapi khas lokal diutamakan,” harapnya.
Namun, ia menuturkan, saat ini aliran drainase persawahan mulai tertata dengan baik. Hanya saja harus dilakukan pelaksanaan yang baik agar tak terjadi kesalahan. Termasuk mengalami kerusakan dan serangan tungro.
“Apabila berhasil perekonomian warga berjalan baik dan padi kami pun dapat meningkatkan kesejahteraan,” pungkasnya. (pk)