Jakarta, Koranpelita.com
Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) kembali melakukan penandatanganan kerja sama (MOU) di tahun 2023 dengan Duta Baca Indonesia (DBI) Gol A Gong, Rabu, (25/01/2023). Pasca penandatanganan, dilakukan talk show “Membaca Itu Sehat Menulis Itu Hebat”.
Perpusnas menilai, rengkuhan keberhasilan yang dicapai Heri Hendrayana Harris atau Gol A Gong selama menjadi DBI terhitung luar biasa. Meski hanya belasan saja yang dibiayai oleh APBN, namun tercatat sudah 453 daerah dikunjungi dan 54 buku antologi dihasilkan selama Safari Literasi DBI berlangsung.
Gol A Gong sendiri menyatakan dalam perjalanan safari literasinya seringkali menjumpai pernyataan bahwa budaya baca masyarakat Indonesia nomor 2 terbawah dari berbagai survey.
Nyatanya, tidak hanya persoalan ini saja yang mencuat, ada permasalahan lain yang menyebabkan kenapa gerakan budaya baca di daerah mandeg. Hal ini disimpulkan Gol A Gong setelah tiga bulan safari literasi berlangsung di 40 daerah.
“Pertama, kepala dinas yang ditempatkan merasa dinas perpustakaan adalah tempat buangan sehingga mengakibatkan para pustakawan di daerah kurang memiliki ide kreatif/gagasan. Kedua, akses ke perpustakaan di wilayah Indonesia Timur sulit sehingga sangat jarang mendapatkan bahan bacaan terbaru. Dan ketiga, penerbitan buku yang jarang, sehingga banyak daerah yang harus pergi ke pulau Jawa untuk menerbitkan buku,” beber Gol A Gong.
Oleh karena itu, setiap kali berdiskusi dengan kepala dinas atau kepala daerah yang dijumpai, Gol A Gong seringkali menekankan untuk membuat peraturan daerah (perda) tentang literasi atau perbukuan sebagai turunan dari Undang-undang Perbukuan Nomor 3 tahun 2017.
Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando saat ini adalah era dimana banyak terjadi ledakan informasi. Sehingga sosok duta baca bisa menjadi opinion of leader atau influencer di masyarakat. Influencer adalah seseorang yang bisa memberikan pengaruh di masyarakat.
“Keberadaan DBI harus populer layaknya tokoh-tokoh kaliber dunia yang memiliki pengaruh luas di masyarakat, seperti Bilal bin Rabah, Malala Youzafzai, hingga Martin Luther King,” terang Syarif Bando.
Terkait tematik Membaca Itu Sehat Menulis Itu Hebat yang disandingkan DBI dalam setiap safari literasi, Kepala Perpusnas menegaskan bahwa aktivitas membaca selama enam menit saja seperti berolahraga selama 30 menit.
“Setelah itu, ikatlah ilmu pengetahuan yang telah dibaca dengan tulisan. Kerjakan apa yang telah diucapkan,” tambahnya.
Pada kesempatan talk show, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar menambahkan bentuk kerja sama antara Perpusnas dengan DBI merupakan salah satu bentu kolaborasi pentahelix (multi pihak). Terbukti dengan ratusan daerah yang disambangi dalam kegiatan safari literasi membuktikan keberhasilan duta baca menggandeng sejumlah pihak, mulai dari pemda, komunitas, pihak swasta untuk peduli menggerakkan budaya baca.
“54 buku antologi selama safari literasi juga salah bukti keberhasilan kolaborasi pentahelix yang dilakukan Duta Baca Indonesia sekaligus membantu upaya mengurangi disparitas buku dengan jumlah penduduk,” tandas Adin. (Vin)