Banjarmasin, Koranpelita.com.
Perubahan adalah sebuah keniscayaan dan yang tak berubah adalah perubahan itu sendiri.
Demikian pula dengan jurnalis media ini ketika pulang sebentar ke kampung halaman di Kelurahan Pekauman yang masuk Kecamatan Banjar Selatan Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantam Selatan ( Kalsel) banyak yang telah berubah.
Seperti penyeberangan Jukung ( sampan) Getek Telawang yang berpuluh -puluh tahun menghubungkan kawasan Pekauman dan area sekitarnya dengan kawasan Jalan depan Kantor Wali Kota Banjarmasin juga telah banyak berubah.
Menurut informasi yang dihimpun, sejak dibangun jembatan penghubung antara kawasan Jalan RK.Ilir dengan kawasan di Pelabuhan lama dan Teluk Tiram Banjarmasin, penyeberangan Getek Telawang telah redup dan sudah tak ada aktivitas penyeberangan lagi di sana.
Aktivitas orang menggunakan Getek penyeberangan itu berhenti.Dan warga yang selama ini menggantungkan hidupnya disitu juga harus banting stir mencari nafkah pada sektor atau bidang usaha dan pekerjaan lain.
Terlebih kini, tempat tambatnya sampan sampan kecil itu atau yang biasa disini menyebutnya dengan nama jukung juga tak ada lagi.
Telah berubah dan dibangun kawasan siring yang rekreatif oleh pemerintah setempat.
Tidak ada lagi warga yang mengais rejeky dari penyeberangan Getek Telawang yang menggunakan sampan kecil atau fery penyeberangan yang dimodifikasi di kawasan Getek Telawang Banjarmasin.
Terlihat malam itu ketika jurnalis media ini bernostalgia akan masa kecil disini, semuanya telah berubah menjadi kawasan siring tempat jalan kaki yang rekreatif di tepian sungai Martapura Banjarmasin.
Semoga saja perubahan ini membawa pada kehidupan yang lebih baik , dan tidak saja indah dipandang karena bangunan siring betonnya. Sebab tujuan pembangunan itu untuk mensejahterakan rakyat.
Tersebab ,menerawang ke masa lalu , disini aktivitas warga setempat mengais rejeky demi lembaran rupiah hanyalah untuk bisa makan ,menghidupi keluarganya.
Berpuluh-puluh tahun geliat Tukang Getek disini terpotret dalam lembaran sejarah anak manusia yang menjalani lakonnya. Termasuk bagi keluarga , isteri dan anak anaknya yang merasakan kala itu betapa sangat berartinya keberadaan Getek Telawang dalam menyambung hidup dan kehidupan mereka yang berada di lingkaran kemiskinan.
Menurut Arbani (59) mantan pengayuh Getek disini, dua puluh tahun lebih ia mengais rejeky di tempat ini sebagai Tukang Getek , sekarang kerja serabutan lainnya karena tak ada lagi aktivitas penyeberangan menggunakan Getek.
Keberadaan Getek Telawang kini hanyalah menjadi sebuah masa lalu , tapak -tapak sejarah kehidupan warga disini dalam mengais rejeky. Untuk bisa makan dan menyambung kehidupan yang getir.( Ruslan AG ).