Tanjung Batu, koranpelita.com
Kecelakaan kapal kembali terjadi, sebuah Speed Boat Bang Baron 02 mengalami kebocoran dan tenggelam di perairan Ulingan Tanjung Batu, Kalimantan Timur, Selasa (03/01) kemarin. TNI AL melalui Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan langsung mengerahkan unsurnya guna melaksanaan SAR serta evakuasi, akhirnya seluruh penumpang sebanyak 34 orang berhasil diselamatkan.
Kronologis kejadian berdasarkan keterangan dari salah satu korban, M. Andi bahwa pada hari Selasa tanggal 03 Januari 2023 sekitar Pukul 13.30 WITA Speed Boat “Bang Baron 02” dengan motoris sudara Hubertus Vogen berpenumpang sebanyak 34 orang terdiri dari 26 orang dewasa dan 8 orang anak-anak usai berliburan di Pulau Derawan bertolak menuju Tanjung Redeb.
Pada pukul 13.50 WITA saat tiba di Perairan Ulingan speed boat tersebut tiba-tiba mengalami kebocoran pada bagian belakang speed boat, lalu miring ke kanan belakang dan tenggelam. Motoris speed boat segera menghimbau penumpang untuk tetap tenang, segera menggunakan life jacket (pelampung) dan keluar melalui pintu depan kabin speed boat, kemudian, M. Andi memberikan informasi kejadian tersebut via telepon ke Pos TNI AL (Posal) Tanjung Batu.
Setelah mendapat informasi tersebut, Posal segera melaporkan kejadian kepada Lantamal XIII Tarakan, dan Komandan Lantamal XIII Laksamana Pertama TNI Fauzi, S.E., M.M., M.Han., segera memerintahkan jajaran terdekatnya untuk melaksanakan evakuasi dan penyelamatan speed boat tersebut. Setelah upaya SAR yang dilaksanakan secara cepat, akhirnya seluruh korban berhasil dievakuasi dengan selamat dan saat ini tengah dalam perawatan secara intensif di Puskesmas Tanjung Batu, Kalimantan Timur.
Penyelamatan penumpang Speed boat ini sesuai dengan arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, bahwa jajaran TNI AL harus merespons secepat mungkin terhadap situasi yang membutuhkan kehadiran TNI AL ditengah-tengah masyarakat, terlebih kondisi tersebut membutuhkan pertolongan. “Jajaran TNI AL dimanapun berada dan bertugas harus dapat merespon dengan cepat, pun kalau harus menggerakkan unsur dalam hitungan jam, unsur itu harus bergerak ke lokasi yang membutuhkan”, tegas Kasal. (ay)