Kendal,koranpelita.com
Kawasan Industri Kendal (KIK) memiliki masa depan yang bagus untuk masyarakat di Kabupaten Kendal dan sekitarnya. Sejauh ini sudah ada 82 perusahaan dari 11 negara yang masuk untuk investasi di KIK dan mampu menyerap tenaga kerja lokal dengan gaji di atas upah minimum kabupaten/kota (UMK) Kendal.
“Bagus ya, jadi ada industri yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan ternyata tadi ada temuan saya, satu, tenaga kerjanya diserap dari wilayah Kendal. Maka Kawasan Industri Kendal menyerap tenaga dari Kendal. Itu satu yang menarik,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai meninjau KIK, Kamis (8/12/2022).
Diungkapkan, hingga kini tercatat dari 82 perusahaan itu telah menyerap kurang lebih 17.650 tenaga kerja lokal dan 1.587 di antaranya adalah tenaga lulusan SMK di Jawa Tengah.
” Terserapnya ribuan lulusan SMK tersebut lantaran adanya kerja sama sejumlah perusahaan yang memiliki pabrik di KIK dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah,” ujarnya.
Menurutnya, selain tenaga kerja lokal, hal kedua yang ditemukan adalah adanya pelatihan kerja yang sudah berjalan selama kurang lebih tiga pekan. Pelatihan itu untuk menyiapkan tenaga kerja agar lebih terampil bekerja, menggunakan alat, dan mampu menghasilkan produk yang bagus.
‘ Yang jelas juga diikuti upah yang diterima oleh pekerja atau buruh yang sudah di atas UMK Kendal,” paparnya.
Meski begitu, hal ini surprise buat saya, take home pay-nya dia bisa Rp 3 juta. Jadi artinya dengan mereka bekerja di sini sudah melebihi UMK. Itu satu tahun masa kerja atau kurang dari satu tahun masa kerja.
” Tadi juga nemu yang masa kerjanya lebih dari satu tahun, bayarannya juga sudah cukup bagus,” kata Ganjar.
Investasi Berkembang di KiK
Investasi yang sedang berkembang di Kendal diketahui telah menyerap tenaga kerja. Selain itu perusahaan yang berinvestasi di Kendal juga cukup serius dalam menangani dan memberikan pelatihan. Belum lagi dukungan pemerintah daerah yang ikut serta dal rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri.
“Tadi ada pelatihan yang dibantu oleh Kementerian Perindustrian, lalu rekrutmen berikutnya malah dibiayai oleh APBD sehingga hal ini ketemu.”
Ganjar mengatakan, kalau nanti seluruh kawasan industri ini tumbuh, membutuhkan banyak tenaga kerja, maka sekolah-sekolah vokasi musti kita siapkan.
” Kita temukan saja seperti yang ada di sini. Kalau yang di sini bisa dilakukan ya menurut saya bagus. Dari PT Eclat ini menurut saya menyenangkan, kita bisa melihat masa depan yang lebih baik,” kata Ganjar.
Sementara itu, berdasarkan data sampai akhir tahun 2022 ini, sudah ada 82 perusahaan dari 11 negara yang masuk dan mendirikan pabrik di KIK. Nilai investasi yang masuk sejumlah Rp 32 triliun. Maka dari itu Ganjar optimis KIK dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“Signifikan pertumbuhannya. Di sini ada banyak relokasi, ada sekitar 11 negara masuk di kawasan industri Kendal. Di antaranya dari Taiwan, Jepang, Jerman, Tiongkok, Korea Selatan yang sudah masuk ke sini. Bagus lah, pertumbuhannya kita melihat kesuksesan kawasan industri Kendal ini betul-betul bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Satu PRnya, pelabuhannya belum ada dan itu menjadi tugas kita nanti,” jelasnya.l
Ganjar menambahkan, sejauh ini sudah ada 97 pabrik yang relokasi atau pindah ke beberapa tempat di Jawa Tengah. Contoh terakhir adalah relokasi pabrik PT HWI di Kabupaten Pati. Mereka memiliki merelokasi pabrik dan mengembangkan industri di Jawa Tengah lantaran iklim investasi yang kondusif.
“Setidaknya menurut catatan saya ada 97 pabrik pindah ke sini. Dari satu perusahaan yang kemarin kita datangi di Pati itu, beberapa perusahaan dia di tempat lain sudah mengurangi jam kerja, buruhnya, tapi di kita masih stabil.
Maka ini perlu kita sampaikan kepada publik agar kita juga sangat berhati-hati menjaga kondusivitas, apalagi hubungan industrial yang saling menguntungkan sehingga investasi yang masuk betul-betul baik,” katanya.(sup)