Sampit,Koranpelita.com.
Membandingkan Kota Sampit yang terdiri dua Kecamatan MB.Ketapang dan Baamang di Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim )Provinsi Kalteng, dengan Kecamatan Seranau yang hanya dipisah jarak Sungai Mentaya kurang lebih satu kilometer. Seperti langit dan bumi, malah menurut Ani (40 ) warga Kotim, Kecamatan Seranau seperti anak tiri di daerah ini.
Memang selama ini tidak adanya jembatan penghubung wilayah ini, Kecamatan Seranau sangat tertinggal.
Pemkab Kotim juga selama ini hanya menghadirkan “pepesan kosong ” atau hanya janji dan rencana tanpa realisasi.
Diakui Camat Seranau Dedy Setiadi , karena tidak ada jembatan penghubung dari Sampit ke Seranau itulah , maka wilayah Kecamatan yang dipimpinnya.
Lebih banyak berharap akses transportasi sungai ke wilayah lainnya di Seranau, terlebih ke Sampit.
Pemkab Kotim harus melakukan gebrakan dan tekad yang kuat supaya jembatan yang menghubungkan dua wilayah ini bisa terwujud.
Jangan terkesan pesimis Kotim tidak mampu membangun jembatan itu tanpa dana dari APBN, tetapi wilayah dan masyarakatnya harus diperjuangkan untuk keadaan yang lebih baik.
Tersebab dengan terbangun jembatan tersebut, pengembangan Kota Sampit akan ke wilayah Kecamatan Seranau .
Menjelang Pilbup Kotim Tahun 2020 di Pilkada serentak , rakyat jangan diberi janji pepesan kosong soal membangun jembatan Sampit -Seranau di Kotim, namun nantinya seperti yang sudah tanpa realisasi .
Karena itu, jangan patah semangat untuk berupaya membangun jembatan Sampit -Seranau meskipun anggarannya diperkiralan Rp. 1 triliun lebih.
Rakyat Kotim terlebih masyarakat Kecamatan Seranau sekarang seperti seorang pungguk yang merindukan bulan.Tetapi sesungguhnya bukanlah hal yang mustahil jembatan itu akan terbangun.
Pemerintah Pusat harus memperhatikan kesulitan rakyat dan kesejahteraan masyarakat disini,yang sejak lama sudah mendambakan jembatan penghubung Sampit Seranau.
Supaya warga Seranau lepas dari ketertinggalan. Sejatinya tujuan pembangunan untuk mensejahterakan rakyat.
Karenanya, mereka yang diberi amanah oleh rakyat , baik yang berada di kekuasaan eksekutif dan legislatif amanah dan memikirkan rakyatnya.
Dan diperjuangkan untuk keadaan hidup rakyat yang lebih baik. Dengan melalui program pembangunan yang memang dibutuhkan masyarakat.
Jangan melakukan program pembangunan yang sifatnya hanya mercusuar.Membangun kemewahan dan kemegahan yang tidak dibutuhkan rakyat hanya menghambat upaya mensejahterakan rakyat.
Untuk itu pembahasan anggaran antara eksekutif dan legislatif harus melihat kepentingan dan kesulitan rakyat.
Pilbup Kotim Tahun 2020 , mudah-mudahan nantinya akan terpilih pemimpin Kotim yang amanah dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.Termasuk upaya memperjuangkan jembatan Sampit-Seranau agar masyarakat di wilayah seberang Kota Sampit itu tidak lagi seperti sekarang,tertinggal. ( Ruslan AG ).