Denpasar, Koranpelita.com
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sudah banyak meluluh lantakkan banyak sektor, tidak terkecuali sektor pariwisata. Sektor ini di Bali adalah motor penggerak keekonomian masyarakat berjalan. Bermodal spirit puputan I Gusti Made Agung, provinsi Bali kembali menatap optimisme pascabadai pandemi.
“Fisik boleh mati tapi semangat perjuangan tidak boleh padam. Artinya, di tengah kondisi apapun, pemerintah berkewajiban untuk tetap memikirkan kemakmuran masyarakatnya,” terang Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengawali Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan pengukuhan Bunda Literasi Kota Denpasar, Selasa, (18/10/2022).
Sektor pariwisata yang jauth (drop), diakui wali kota, mengganggu stabilitas keuangan pemerintah kota Denpasar. Namun, spirit tidak boleh menyerah menghadapi kondisi mendorong antusiasme masyarakat Bali, khususnya Denpasar, bersedia melakukan percepatan vaksinasi dan saat ini sudah melampaui target.
“Bahkan, kami pun tetap menghelat Denpasar Festival meski kondisi belum sepenuhnya pulih untuk memantik angka kunjungan pariwisata.Denpasar Festival merupakan event kesenian dan kreativitas berbasis seni budaya. Kita berupaya menghidupkan harapan di tengah pandemi covid, ” tambah Wali Kota Denpasar. Yah, kreativitas memang diperlukan sebagai syarat kompetitif di era persaingan global. Menurut Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando jiwa kreativitas seseorang bisa tumbuh dari kebiasaan membaca. Tidak hanya kreativitas saja diperoleh namun juga kemampuan berliterasi yang tumbuh seiring waktu dari kebiasaan tersebut.
“Literasi bukan sekedar kemampuan baca-tulis, melainkan kemampuan seseorang terhadap suatu objek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas tinggi untuk berkompetisi di era global,” jelas Syarif Bando.
Terpilihnya Bali sebagai tuan rumah G-20, patut dijadikan momentum kebangkitan masyarakat Bali sekaligus pembuktikan diri bahwa ekonomi Bali bisa pulih lebih cepat karena mentalitas berdikari lewat UMKM.
Pemerintah tidak main-main menggerakkan sektor ini sebagai tulang punggung ekonomi. Ratusan miliar digelontorkan dari kantong APBN, APBD, dan BUMN untuk memastikan sektor ini kembali bergerak dan tumbuh.
UMKM tidak memerlukan syarat khusus pendidikan formal. Bahkan, banyak pelaku usaha besar lahir dari sini. Keterampilan berinovasi dan keberanian menjadi modal penting berwirausaha UMKM.
Keberadaan perpustakaan di pada sektor UMKM sangat berperan membantu kreativitas masyarakat. Di perpustakaan, masyarakat diberikan akses pengetahuan seluas-luasnya, ruang berlatih untuk mengembangkan keahlian (soft skill) dan berbagi pengalaman.
“Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang fasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha,” jelas Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi pada sesi talk show.
Sementara itu, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) yang sekaligus budayawan Bali I Wayan Dibia menambahkan literasi memang tidak sekedar baca-tulis tapi tanpa keduanya digitalisasi tidak mungkin dilakukan. Peningkatan kemampuan baca-tulis diperlukan agar masyarakat tidak kesulitan mengarungi era digital yang semakin cepat. Tidak mudah termakan hoaks.
Idealnya, masyarakat terutama kalangan generasi muda sudah memiliki kemampuan baca-tulis yang gunakan logika, akal sehat, sikap kritis, dan olah rasa.“Kelemahan literasi bisa berdampak serius terhadap kecintaan masyarakat terutama tradisi budaya Bali,” pungkas Wayan.
Sebelumnya, pada kesempatan yang sama Wali Kota Denpasar disaksikan Kepala Perpusnas mengukuhkan Bunda Literasi Kota Denpasar Ni Agung Made Antari Agustini periode 2022-2024, serta secara bersama-sama keduanya juga melaunching aplikasi layanan perpustakaan digital Kota Denpasar Pustaka Jaya Jnana Yasa. Aplikasi tersebut berisikan ratusan buku digital (e-book) dan ribuan koleksi buku non digital melalui fitur e-katalog. (Vin)