Sumbawa, Koranpelita.com
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, berpesan agar jangan membiarkan tebing seluruh bendungan dibiarkan telanjang dan dipasang sprinkler.
“Jangan biarkan bendungan telanjang , harus dipenuhi dengan tanaman dan jangan dibiarkan tebing-tebing kering” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat meninjau sejumlah bendungan di Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin.
Peninjauan bendungan yang diikuti sejumlah pejabat PUPR, dilakukan setelah Menteri Basuki, membuka acara Shell Eco Marathon Indonesia 2022 di Lombok, NTB.
Selain memperhatikan kondisi bangunan secara pisik, Menteri Basuki berpesan agar kontraktor pelaksana maupun konsultan supervisi mengutamakan aspek kualitas, estetika, dan lingkungan dalam pekerjaan pembangunan bendungan.
Saat itu, Menteri PUPR Basuki meninjau Bendungan Tiu Suntuk, Bendungan Beringin Sila, dan Daerah Irigasi (DI) Bintang Bano. Sejumlah bendungan di sana, dibangun dalam mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.Begitu juga Bendungan Bintang Bano, Bendungan Tanju, Bendungan Mila, dan Bendungan Meninting.
Untuk Bendungan Tiu Suntuk nantinya mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter/detik, menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 hejtar, serta memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 MW, reduksi banjir sebesar 390 m3/detik, dan potensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat.
Satu bendungan lagi yang tinjau, yakni Bendungan Beringin Sila dianggarkanRp1,66 triliun, memiliki kapasitas tampungan 27,46 juta m3 dan luas genangan 126 hejtar.
Bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500 hektar menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik, PLTM sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 90,37 m3/detik,
Pembangunan Daerah Irigasi (DI) maupun progres jaringan bisa tuntas Agustus 2023,” tegasnya.
Ikut mendampingi menteri, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Dirjen SDS, Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Airlangga Mardjono, dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi, sejumlah pejabat lainnya. (oto/Humas)