Bali, Koranpelita.com
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) jamin penataan kawasan tidak akan menyentuh area bangunan utama Pura Agung Besakih, yang digunakan sebagai tempat ibadah.
Penataan kawasan Pura Agung Besakih di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali dilakukan sebagai upaya perlindungan kawasan cagar budaya.
Yang lebih utama lokasi ini sebagai pusat peribadatan umat Hindu di Bali sekaligus destinasi wisata kelas duniaMaka, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menitik beratkan atas Faktor keselamatan dan kerapihan bangunan menjadi perhatian.
Menurutnya, ribuan pengunjung datangi lokasi ini untuk ibadah maupun wisata. “Maka, kita tata agar kemanan dan kenyamanan meningkat,” kata Menteri Basuki.
Untuk menghindari terjadinya penumpukan kendaraan dibuat jalur masuk dan ke luar berbeda.
Hanya saja , Menteri Basuki meminta kontraktor dan pengelola memperhatikan kemiringan jalan yang cukup curam untuk meminimalisir risiko kecelakaan terutama kendaraan besar, seperti bus maupun lainnya
Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementrian PUPR, Diana Kusumastuti mengatakan penataan kawasan Pura Agung Besakih dimulai Bulan Agustus 2021 dan ditargetkan rampung pada Januari 2023.
“Penataan Kawasan Pura Agung Besakih dilakukan dengan mekanisme rancang dan bangun (design and build) menggunakan APBN sebesar Rp378,4 miliar. Progres fisik saat ini mencapai 62,37%,” ujar Dirjen Diana, saat mendampingi Menteri Basuki.
Penataan dikerjakan di dua area yaitu Area Manik Mas dan Area Bencingah. Penataan Area Manik Mas meliputi gedung parkir 5 lantai, 20 unit kios besar, 36 unit kios kecil, Bale Pesandekan, Pura Melanting, Bangunan Anjung Pandang, toilet dan jalan akses. Sedangkan penataan Area Bencingah meliputi pembangunan 194 unit kios besar, 140 unit kios kecil, Bale Pesandekan, Bale Gong, Pelataran, area bermain anak, toilet dan area parkir.
Dalam proses Penataan Kawasan Pura Agung Besakih ini, Kementerian PUPR tetap mengutamakan kearifan lokal Bali dengan mengadakan upacara agama sebelum, saat dan setelah pelaksanaan. Serta dalam proses konstruksinya juga turut dikerjakan oleh 125 orang tenaga lokal.
“Kios-kios agar diberikan sirkulasi yang baik agar tidak pengap serta dibuat sistem talang yang baik agar tidak tampias. Secara keseluruhan agar proses konstruksi dapat tuntas tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat Hindu Bali untuk Upacara besar pada awal 2023 yang akan datang,” tutup Menteri Basuki.
Turut mendampingi Menteri Basuki, Gubernur Bali Wayan Koster, Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Utama PT. PP Novel Arsyad, Direktur Operasi 2 PT. Waskita Karya Bambang Rianto, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur dan Bali Apri Artoto, Kepala BPPW Bali I Nyoman Sutresna dan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali – Nusa Penida Eka Nugraha. (Oto/Humas)
Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR
Facebook : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Twitter : @kemenpu
Instagram : kemenpupr
Youtube : kemenpu
#PUPRSigapMembangunNegeri