Sampit,Koranpelita.com.
Sehari jelang lebaran tahun 2019 Masehi atau tahun 1440 Hijriyah, di Pasar PPM Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) Provinsi Kalteng , terlihat sejumlah wanita, dari remaja , anak-anak dan ibu -ibu yang menjajakan kembang sambil berdiri di Pasar PPM Sampit.
Seorang gadis penjual kembang yang mengaku namanya Maknawiyah ( 23) ia hanya berjualan kembang disaat lebaran.
Karena pada hari lebaran banyak orang ziarah kubur dengan membawa kembang.
Lain lagi dengan seorang ibu penjual kembang di Pasar PPM Sampit yang membawa anaknya berjualan kembang.
Menurutnya , di hari -hari biasa juga berjualan kembang tapi tak sebanyak menjelang lebaran.Sebab moment jelang lebaran berjualan kembang lebih ramai dari hari biasa.
Sedangkan bahan untuk membuat kembang cukup mudah mencarinya di Kota Sampit. Begitu pula pengakuan gadis penjual kembang yang bernama Maknawiyah tadi.
Merenungkan sejumlah penjual kembang di Pasar PPM Sampit, setidaknya sebagai sebuah perenungan bagi kita di daerah ini.Supaya program ekonomi kerakyatan yang tidak ada gaungnya dan nyaris tanpa tindakan nyata harus digalakkan.
Jangan membangun kemewahan seperti rujab Bupati Kotim di Sampit, akan tetapi masih tidak sedikit masyarakatnya berjuang mengatasi kesulitan hidup.Seperti sejumlah penjual kembang di Pasar PPM Sampit itu.
Bahkan menurut wakil ketua Komisi II DPRD Kotim bidang perekonomian , Zainudin Karim SE dari Gerindra , program ekonomi kerakyatan di Kotim nyaris tidak jalan hanya sekitar 50 persen.
Sementara itu menurut Hary Rahmat Pancasetia anggota DPRD Kotim dari Partai Hanura menegaskan, pada pilbup Kotim tahun 2020, saatnya kita memilih pemimpin dan bukan penguasa. ( Ruslan AG ).