Banjarmasin, Koranpelita.com
Komisi III DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) merespon cepat keluhan masyarakat, terkait Jembatan Paringin di Kabupaten Balangan, yang beberapa pekan terakhir mengalami kerusakan, dan menghambat lalu lintas.
Untuk memastikan masalah dan solusinya, Komisi III membidangi pembangunan dan infrastruktur inipun, mengundang Balai Pelaksana Jalan Nasianal (BPJN) Wilayah Kalsel, guna mendengarkan langkah apa saja yang ditempuh guna perbaikan jembatan tersebut.
Dalam pertemuan yang di gelar di ruang Komisi III DPRD Kalsel di Banjarmasin, Kamis (1/9/2022), di pimpin Wkali Ketua Komisi III, Rosehan NB, Kepala BPJN Wilayah XI Kalsel, Syauqi Kamal, ST MT, menjelaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan perbaikan-perbaikan Jembatan Paringin tersebut.
Dalam masa perbaikan, BPJN Kalsel mengupayakan untuk membuat Fly Over Brigde (FOB), agar masyarakat pengguna jalan dengan kendaraan roda dua dan mobil pribadi masih bisa melintas di satu jalur secara bergantian.
Sementara untuk kendaraan roda 6 keatas dihimbau menggunakan jalur alternatif lain, yaitu melewati jalur Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Sedang lama perbaikan untuk jembatan yang sudah berusi lebih 30 tahun itu memakan waktu 2 bulan dengan biaya Rp 2,5 milyar.
Disinggung apakah jembatan di ruas Mantimin-Paringin yang dibangun pada 1991 itu akan dilebarkan dan ditambah daya tahan pondasinya? Syauqi Kamal, menyatakan tidak. Karena masih sesuai konstruksi.
“Untuk sementara jembatan yang ada diperbaiki dulu,” kata dia usai pertemuan.
Namun lanjut dia soal kerusakan jembatan masalahnya sangat kompleks, diantaranya, padatnya armada angkutan, termasuk angkutan yan berluatan lebih yang harus ketat diawasi oleh institusi yang punya kewenangan itu.
Wakil ketua komisi III DPRD H. M. Rosehan NB mengatakan, selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Jembatan Paringin nantinya akan di buat jembatan kembar. Jembatan kembar yang menelan biaya 30 milyar rupiah tersebut, akan mulai di kerjakan tahun 2023 mendatang.
Rosehan berharap, kesabaran untuk semua masyarakat, khususnya masyarakat Paringin dan masyarakat HSU, yang nantinya menjadi jalur alternatif selama masa pengerjaan perbaikan jembatan, yang diperkirakan kurang lebih selama 2 bulan. (pik)