Magelang,koranpelita.com
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan nilai-nilai serta tradisi persatuan dan gotong royong yang selama ini sudah ada di masyarakat harus terus dijaga. Sebab dari tradisi itulah kerukunan di antara masyarakat dapat terus terjalin.
Hal itu disampaikan Ganjar saat menghadiri pengajian umum dalam rangka haul KH Muhammad Ushul di Pondok Pesantren Ushuluddin, Bawang, Ngadirejo, Salaman, Magelang, Minggu (21/8/2022).
Pengajian tersebut dihadiri juga oleh KH Achmad Chalwani, pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Gebang, Purworejo, yang memberikan tausiyah.
“Keunikan di Indonesia untuk berkumpul dan bersilaturahmi itu sudah biasa dan banyak forumnya. Mulai orang lahiran, sunatan, kematian, nikahan, termasuk pengajian haul semacam ini. Dan inilah nilai-nilai persatuan yang ada di masyarakat,” kata Ganjar.
Gubernur berambut putih menjelaskan, selain persatuan juga ada kegotongroyongan. Dalam sejumlah tradisi, masyarakat selalu menunjukkan kebersamaannya dan saling membantu. Misal, ada orang meninggal, tetangga pasti ikut membantu mempersiapkan kebutuhan. Begitu juga ketika ada hajatan dan lainnya.
“Itulah berkumpul. Ketika sering berkumpul itu maka pasti pertama ada silaturahim. Kedua, insyaallah banyak rezeki. Ini di tempat haul saja di sepanjang jalan ini orang jualan semua, ada rezekinya. Maka kemudian ini bentuk bagaimana masyarakat sangat punya daya kohesi di antara mereka,” ungkapnya.
Melihat banyaknya tradisi berkumpul dalam masyarakat, lanjut Ganjar, maka potensi kerukunan bisa terus dijaga. Bahkan kegiatan-kegiatan seperti itu harus lebih diperbanyak lagi. Tujuannya jelas agar masyarakat lebih senang, relasi menjadi lebih baik, dan persatuan Indonesianya jelas.
“Ini terbukti, haul mereka datang sendiri, apa ada yang diundang? Tidak ada. Tapi mereka punya niat untuk mengaji ke sini, untuk bertemu dengan sanak saudara gitu kan. Menunjukkan bahwa hubungan di antara mereka baik. Hal seperti inilah yang secara kultural harus kita rawat, agama apa pun,” kata Ganjar.(sup)