Jakarta, koranpelita.com
TNI Angkatan Laut (TNI AL) bersama Yayasan Parahita Padma Negara (Puri Ageng Blahbatuh) berinovasi menciptakan ekosistem penanganan lingkungan yang menggerakan desa-desa pesisir untuk bersama-sama menjalankan pengelolaan sampah berbasis dekat dari sumber dihasilkan sampah yang didukung sistem digital dan mewujudkan ekonomi sirkular. Program tersebut menjadi tema utama dalam acara Kick-off The Rising Tide Meeting yang berlangsung di Hotel Shangri La Jakarta, Selasa (7/6).
Acara yang dihadiri Kepala Dinas Potensi Maritim (Kadispotmar) Angkatan Laut Laksma TNI Dr. Suradi Agung Slamet, S.T., S.Sos., M.M., Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Irjen (Purn) Drs. Sidarto Danusubroto, S.H., Penglingsir Puri Ageng Blahbatu Anak Agung Ngurah Kakarsana, S.E. dan Pakar Lingkungan Sumber Daya Air Ir. Firdaus Ali, M.Sc, PhD. ini membahas mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang mampu bermanfaat bagi masyarakat secara ekonomi.
Polusi sampah salah satu penyebab kehancuran lingkungan, namun tanpa disadari sampah telah menjadi bagian dari peradaban, dan apa bila dikelola secara tepat dapat menjadi material baru yang memiliki potensi energi dan ekonomi serta ramah lingkungan.
Kadispotmaral Laksma TNI Dr. Suradi Agung Slamet, S.T., S.Sos., M.M. menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah membangun ekosistem penanganan lingkungan dalam upaya perlindungan laut khususnya dari pencemaran sampah. “Pencemaran sampah di laut adalah dampak dari kegiatan manusia yang dilakukan di daratan yang secara langsung ataupun tidak langsung berdampak terhadap ekosistem di lautan, karena lautan dan daratan merupakan satu kesatuan ekosistem yang tidak dapat dipisahkan,” tutur Laksma Suradi.
Dengan semangat yang sama dan bersamaan dengan Presidensi G20 di Indonesia, serta program Kampung Bahari Nusantara TNI AL yang digagas oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Puri Ageng Blahbatuh melalui program Mulung Parahita berkolaborasi dengan TNI AL menjalankan pengelolaan ruang laut dan pelestarian lingkungan laut melalui penanganan lingkungan dan ekosistem.
Sedangkan tujuan lainnya dari aksi sinergi ini diantaranya, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengurangan volume timbunan sampah (reduce), optimalisasi pemanfaatan kembali sampah yang masih dapat digunakan (reuse), dan pemrosesan sampah plastik yang dapat diubah menjadi barang baru yang bernilai ekonomi (recycle).
Dalam berbagai kesempatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menekankan agar dimana pun TNI AL berada harus memberi manfaat kepada rakyat, dan terus mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ditegaskan pula TNI AL sangat mendukung kegiatan ini sebagai upaya menyiapkan kemampuan wilayah pertahanan (khususnya pertahanan laut) sesuai tugas pokok TNI Angkatan Laut pada undang – undang RI no. 34 tahun 2004 pasal 9 huruf E tugas pemberdayaan wilayah pertahanan laut melalui kegiatan pembinaan seluruh potensi nasional bidang maritim, khususnya potensi kekayaan sumber daya alam kelautan yang harus dijaga kelestariannya. Apalagi Indonesia salah satu negara maritim terbesar di dunia.
Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan kampanye lingkungan Solo Triathlon sejauh 1.293 km dari Bali menuju Jakarta selama 30 hari dalam Kampanye ke-2 yang bertajuk “The Rising Tide” yang akan memecahkan Rekor Dunia.
Kampanye ini diharapkan akan menjadi bagian gelombang perubahan untuk pemulihan lingkungan yang sejalan dengan komitmen Global dan Pemerintah Indonesia, dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals dan menyelesaikan masalah lingkungan sekaligus berkontribusi dalam penanggulangan bencana perubahan iklim dan cuaca global serta perbaikan lingkungan yang berkelanjutan melalui ekosistem penanganan lingkungan.(ay)