Jakarta,Koranpelita.com
Pandemi Covid-19 berdampak kepada percepatan perkembangan ekosistem digital, termasuk di bidang perpustakaan. Untuk itu, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) berupaya memperkuat layanan perpustakaan digital untuk masyarakat.
Pustakawan ahli utama Perpusnas, Dedi Junaedi, menyatakan, beragam aplikasi perpustakaan digital Perpusnas hadir di tengah pandemi Covid-19, yaitu iPusnas, Indonesia OneSearch (IOS), Khastara, e-Resources, serta Tanya Pustakawan.
“Kami terus mengajak masyarakat untuk memanfaatkan berbagai fasilitas digital yang kami sediakan dengan sebaik-baiknya dan itu gratis. Kami ingin manfaat berbagai aplikasi perpustakaan digital ini akan semakin besar dan semakin luas,” ungkapnya dalam talkshow dengan tema “Transformasi Perpustakaan Menuju Ekosistem Digital” yang digelar Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), secara hybrid, Senin (23/5/2022).
Dedi menambahkan, Perpusnas telah menyediakan akses literasi bagi masyarakat. Namun, hal ini masih belum cukup dan dibutuhkan dukungan dari pemerintah daerah.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan, menekankan pentingnya kolaborasi serta komitmen antara pemerintah pusat dan daerah. “Saya justru berharap perpustakaan-perpustakaan daerah ini menjadi penghubung Perpusnas ke masyarakat. Sehingga ketika kita membangun perpustakaan daerah, kita bukan membangun perpustakaan daerah persis seperti Perpustakaan Nasional, tapi menjadi penghubung,” terangnya.
Menurut Putra, menjadikan perpustakaan daerah sebagai penghubung, bermanfaat agar masyarakat di berbagai daerah dapat memanfaatkan layanan perpustakaan digital yang disediakan Perpusnas. Mengingat, kebutuhan anggaran pengembangan perpustakaan masih menjadi hambatan di berbagai daerah.
“Untuk itulah, makanya dalam konteks ekosistem digital transformasi perpustakaan di daerah-daerah, minimnya anggaran, minimnya keberpihakan politik terhadap perpustakaan, kita perlu kolaborasi. Jangan semua bangun sendiri-sendiri. Jadikan perpustakaan di daerah itu sebagai hub-nya untuk ke materi-materi yang ada di Perpusnas, yang bisa diakses termasuk di daerah 3T,” imbuhnya.
Komitmen pemerintah daerah dalam membangun perpustakaan, menurut Putra, juga dapat dilihat dari sisi anggaran. “Pemimpin daerah harus punya komitmen terhadap sumber daya manusia. Dan komitmen itu akan terlihat di sisi anggarannya,” sambung Putra.
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kemendagri, Teguh Setyabudi, mengatakan penerapan literasi digital di masyarakat masih terkendala minimnya distribusi anggaran pembangunan perpustakaan di daerah, ketersediaan akses, sarana prasarana, juga derasnya arus informasi.
“Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah pusat melalui Perpusnas telah memberikan bantuan dana alokasi khusus (DAK) fisik perpustakaan sebagai stimulan, tanpa mengesampingkan kewajiban atau peran daerah dalam mengembangkan perpustakaannya sesuai UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,” sebutnya.
Penerapan literasi digital, menurutnya, sangat penting agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan teknologi informasi. “Kemampuan individu dalam akses internet khususnya teknologi informasi dan komunikasi harus dibarengi dengan kemampuan literasi digital, sehingga bisa mengetahui mana konten yang positif dan bermanfaat serta mana konten yang negatif,” jelasnya. (Vin)