Sinergi dan Kolaborasi OJK, BI dan Pemerintah Percepat Pemulihan Ekonomi Jateng

Semarang,koranpelita.com

Dua tahun berlalu Pandemi Covid-19 memberikan efek domino yang cukup mendalam, tidak hanya pada aspek sosial dan kesehatan melainkan pada aspek ekonomi dan aspek keuangan. Seiring dengan kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah di sektor kesehatan, perekonomian maupun sektor-sektor lainnya, kondisi perekonomian sudah menunjukkan pemulihan.

” Tidak dapat dikesampingkan perbaikan tersebut, merupakan bagian dari sinergi seluruh pihak diantaranya Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia,” ungkap Ketua OJK Regional 3  Jateng-DIY Aman Santosa di Semarang, Kamis (19/5/2922).

Menurutnya, sinergi dan kolaborasi dari berbagai instansi memberikan dampak positif, ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi Nasional yang meningkat dari -0,74 % (year on year) pada tahun lalu menjadi 5,01 % (year on year) pada Triwulan ke I 2022.

” Dalam sinergi dan kolaborasi yang dilakukan di Jawa Tengah, ternyata sudah pulih menjadi 5,16% (year on year), lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya

Ditemui saat acara Sambung Roso Industri Jasa Keuangan Jawa Tengah tahun 2022, Aman Santosa menyampaikan, bahwa OJK bersama pemerintah daerah di Jawa Tengah senantiasa bersinergi khususnya di masa pandemi. Banyak kebijakan yang dikeluarkan OJK dalam rangka yang turut memberikan sumbangsih dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional dan Jawa Tengah.

“Di Jawa Tengah, restrukturisasi kredit bagi debitur terdampak covid yang mencapai 1.210.067 rekening, dengan outstanding kredit yang semakin turun sampai dengan saat ini sebesar Rp56.763M,”katanya.

Selain itu, lanjutnya, penempatan uang negara di Jawa Tengah yang mencapai sebesar Rp 60,88 triliun yang diberikan kepada 1.022.465 debitur. Kebijakan lainnya yaitu program subsidi bunga yang hingga saat ini mencapai outstanding sebesar 1,02 T, dan program penjaminan kredit dengan total outstanding sebesar 5,7 T.

” Jadi dukungan OJK lainnya terhadap percepatan ekonomi khususnya di jawa tengah, yang ditujukan kepada sektor informal yaitu melalui program “UMKM Bangkit” yang bertujuan mendorong kebangkitan UMKM di Jawa Tengah dalam bentuk dukungan akses pembiayaan, pemasaran, manajemen, asistensi perijinan bagi pelaku UMKM.”

Meski demikian, tambah Aman Santosa, hingga saat ini tengah dikembangkan aplikasi market place UMKM Bangkit yang diharapkan dapat sebanding dengan marketplace yang saat ini merajai tangga marketplace Indonesia.

“Yang jelas  kegiatan Sambung Roso dengan mengambil tema “Perkuat Sinergi, Membangun Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” diangkat sebagai bentuk semangat meneruskan sinergi yang telah dilakukan dan terbukti cukup efektif dalam mempertahankan stabilitas keuangan dan kebangkitan ekonomi Jawa Tengah di masa pandemi,”paparnya

Kegiatan Sambung Roso yang dipandu Budayawan Sujiwo Tejo tersebut, mendiskusikan mengenai sinergi dan langkah-langkah yang dilakukan selama pandemic oleh Pemerintah Jawa Tengah, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan Pelaku Industri Jasa Keuangan serta terobosan-terobosan yang dapat dilaksanakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang telah memasuki tahap recovery pasca pandemi.

Bank Indonesia Dukung Kebijakan Pemerintah

Senada dengan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Rahmat Dwisaputra menyampaikan, bahwa Bank Indonesia turut pula mendukung seluruh kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Dukungan yang dilakukan Bank Indonesia diantaranya dengan menetapkan kebijakan moneter yang ditandai dengan turunnya suku bunga kebijakan hingga 3,5 % dan telah dilakukannya injeksi likuiditas (quantitative easing).

” Dari aspek sistem pembayaran, BI telah melahirkan QRIS dan BIFAST yang mendukung transaksi contact less serta menjamin sistem pembayaran secara aman, lancar, dan efisien,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, kita juga menetapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif diantaranya mempertahankan pelonggaran loan to value (LTV), untuk kredit properti dan uang muka kredit kendaraan bermotor, menyesuaikan kebijakan rasio intermediasi makroprudensial dari 80-92 % menjadi 84-94 %, menetapkan kebijakan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial [RPIM] untuk mendorong kredit perbankan pada sektor inklusif dan UMKM.

Apresiasi disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi dan Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno yang turut menjadi narasumber dalam dialog tersebut. Sumarno menegaskan, bahwa lebaran di Tahun 2022 ini menjadi titik cerah permasalahan pandemi covid-19 yang melanda kita sejak tahun 2020 dengan segala efek domino yang menyertainya, tidak hanya pada aspek sosial dan kesehatan melainkan pada aspek ekonomi dan aspek keuangan.

” Insya Allah dengan pandemi covid yang mulai terkendali, kesehatan masyarakat berangsur baik,” ujarnya.

Meski demikian mengingat saat ini juga merebak virus hepatitis, maka protokol kesehatan hendaknya tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan hal yang demikian bisa mempercepat perubahan status dari pandemi menjadi endemi.

” Muaranya adalah kebangkitan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, mari kita dorong masyarakat untuk bervaksin 1 hingga 3 (booster), sehingga kesehatan prima bisa didapatkan,” pungkas Sumarno.(sup)

About suparman

Check Also

Bulan Mutu Nasional 2024 Ajang Strategis Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Indonesia

Jakarta, Koranpelita.com Sebagai upaya mendukung Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya dalam poin “Melanjutkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca